Taman Nasional Tesso Nilo Merupakan salah satu sisa hutan dataran rendah yang ada  di Provinsi Riau selain itu Taman Nasional Tesso Nilo juga dikenal sebagai kawasan konservasi  Gajah Sumatera. Lebih kurang 150 – 200 ekor gajah liar yang terdapat di  taman nasional tersebut dalam 2 kelompok besar. Salah satu yang menjadi  kendala dari gajah liar ini adalah konflik dengan manusia. Salah satu  upaya penyelesaian konflik adalah mengembangkan Elephant Flying Squad  (tim mitigasi dengan 4 ekor gajah untuk sebagai sarana mitigasi konflik  gajah liar dengan manusia) atau disebut Pasukan Gajah Reaksi Cepat.
Flying Squad ini bentuk pada tahun 2004, kerja sama WWF Riau dengan BKSDA Riau. Elephant Flying Squad mengembangkan teknik patroli, pengusiran dan penggiringan gajah liar melalui gajah flying squad. Salah satu kegiatan penting dari Flying Squad ini juga digunakan untuk sarana ekowisata yaitu dalam PATROLI GAJAH dan Simulasi Mitigasi Konflik Dengan Gajah. Wisatawan dibawa ke trek-trek patroli gajah dan trek dibuat sangat alami dan khas hutan hujan tropis Sumatera.
Flying Squad ini bentuk pada tahun 2004, kerja sama WWF Riau dengan BKSDA Riau. Elephant Flying Squad mengembangkan teknik patroli, pengusiran dan penggiringan gajah liar melalui gajah flying squad. Salah satu kegiatan penting dari Flying Squad ini juga digunakan untuk sarana ekowisata yaitu dalam PATROLI GAJAH dan Simulasi Mitigasi Konflik Dengan Gajah. Wisatawan dibawa ke trek-trek patroli gajah dan trek dibuat sangat alami dan khas hutan hujan tropis Sumatera.
Wisata Pengamatan Tumbuhan dan Satwa:
Pemantauan  kehidupan liar (tumbuhan dan satwa) menjadi hal penting dan menarik di  Tesso Nilo. Beberapa trek ekowisata difokuskan dalam pemantauan hidupan  liar ini termasuk menggunakan pompong (boat kecil) melewati sungai.  Pengamatan burung (Birding) dapat dilakukan di trek Lubuk Balai, Trek  Sawan dan Kuala Napu. Primata seperti siamang, wau wau dan kera ekor  panjang banyak dijumpai di sungai Nilo dan Lubuk Balai.
Di lokasi trek, kita dapat menjumpai jejak-jejak beruang, gajah, tapir dan harimau sumatera. Satu kegiatan ekowisata Tesso Nilo yang sanhgat menarik dan menantang adalah orbservasi Harimau dengan menggunakan jebakan kamera atau Camera Trap. Tujuannya adalah mendapatkan gambar Harimau Sumatera dan satwa lainnya yang tertangkap kamera setelah kamera terpasang.
Di lokasi trek, kita dapat menjumpai jejak-jejak beruang, gajah, tapir dan harimau sumatera. Satu kegiatan ekowisata Tesso Nilo yang sanhgat menarik dan menantang adalah orbservasi Harimau dengan menggunakan jebakan kamera atau Camera Trap. Tujuannya adalah mendapatkan gambar Harimau Sumatera dan satwa lainnya yang tertangkap kamera setelah kamera terpasang.
Wisata Pompong (perahu) Tour:
Aktivitas  menggunakan pompong atau perahu kecil dengan mesin tempel menyusuri  sungai Nilo. Kegiatan ini menarik karena pengunjung dapat menikmati  perahu kecil masyarakat dan melihat kiri-kanan sungai yang banyak  menyimpan keanekaragaman hayati yang tinggi; burung, primata atau  mamalia dan jika beruntung akan melihat berbagai jenis reptil yaitu  biawak sungai sampai buaya air tawar atau senyulong. Penelusuran dengan  pompong, kita juga dapat melihat berbagai jenis pohon sialang (pohon  madu hutan) dan berkunjung ke pohon tersebut, kemudian menyusuri kembali  menuju lokasi tujuan. Perjalanan dengan pompong dapat ditempuh satu  jam, untuk adventurir bisa sampai ke wilayah Sawan dengan 2 – 4 jam  perjalanan.
Wisata Bersepeda:
Ada satu trek untuk bersepeda  di Tesso Nilo yaitu di hutan akasia dan kawasan pemukiman Lubuk Kembang  Bunga. Trek ini sangat menarik dan menantang terutama bagi para  petualang sepeda. Di dalam lokasi trek sepeda, selain hutan akasia dan  pemukiman masyarakat lokal yang menjadi bagian obyek pemandangan, kita  juga dapat melihat kebun karet dan jelutung masyarakat. Trek khusus bisa  dilakukan di dalam hutan alam, dengan tantangan tersendiri terutama  misalnya trek yang dilalui adalah hutan rawa.
Wisata Tradisi dan Pengetahuan Lokal Masyarakat:
Madu  hutan Tesso Nilo adalah icon kunjungan ekowisata berbasiskan sumber  daya alam dan tradisi lokal masyarakat Tesso Nilo. Madu hutan Tesso Nilo  terdapat di atas ketinggian pohon Sialang. Pohon Sialang terdiri dari  berbagai jenis pohon termasuk keruing, rengas dan kedondong hutan. Dalam  satu pohon sialang, sarang lebah hutan Apis dorsata dapat dihitung  antara 10 – 50 sarang dengan rata-rata berat satu sarang 15 kg. Ada  sekurangnya 3-4 trek lokasi utuk melihat pohon sialang sekaligus melihat  cara pemanenan yang dipersiapkan untuk ekowisata.
Waktu pemanenan dapat dipilih yaitu siang hari atau malam hari. Pemanenan sialang adalah salah satu tujuan yang sangat menarik, karena wisatawan dapat melihat tarian atau puji-pujian dan cara memanjat tradisional masyarakat madu hutan sekaligus menyaksikan produk madu hutan alami. Selain itu, lokasi yang menarik pula adalah menginap di Kuala Napu untuk melihat tradisi masyarakat sungai melayu yang masih dipertahankan dan tradisi dalam menangkap ikan.
Waktu pemanenan dapat dipilih yaitu siang hari atau malam hari. Pemanenan sialang adalah salah satu tujuan yang sangat menarik, karena wisatawan dapat melihat tarian atau puji-pujian dan cara memanjat tradisional masyarakat madu hutan sekaligus menyaksikan produk madu hutan alami. Selain itu, lokasi yang menarik pula adalah menginap di Kuala Napu untuk melihat tradisi masyarakat sungai melayu yang masih dipertahankan dan tradisi dalam menangkap ikan.
 
