Batam (ANTARA News) - Batam adalah kota dengan tingkat pencemaran terburuk di Sumatera, kata Kepala Pusat Pengelolaan Lingkungan Hidup Regional Sumatera Kementerian Lingkungan Hidup Sabar Ginting.
"Batam yang terburuk, lalu diikuti Dumai dan Belawan," kata Sabar usai pertemuan dengan dunia usaha di Batam, Senin.
Ia mengatakan, tingkat pencemaran di Batam paling tinggi se-Sumatera karena banyak industri galangan kapal yang berdiri di kota pulau itu.
Industri galangan kapal, kata dia, paling banyak menimbulkan pencemaran.
Pengelolaan limbah di Batam juga termasuk yang buruk, kata dia. Terlebih limbah cair dan limbah bahan beracun berbahaya.
Selain itu, lokasi Batam yang terletak di Selat Malaka menyebabkan banyak pencemaran limbah kiriman dari laut internasional.
Seperti yang terjadi setiap musim utara, limbah `sludge oil` yang terbawa arus air dan terdampar di pantai utara Batam, kata dia.
Sementara itu, pencemaran di Dumai dan Belawan menempati nomor dua dan tiga terburuk di Sumatera.
Pencemaran di Dumai, kata dia, lebih disebabkan dari CPO, sedangkan di Belawan karena polusi udara yang berasal dari industri.
(Y011/s018)
Industri galangan kapal, kata dia, paling banyak menimbulkan pencemaran.
Pengelolaan limbah di Batam juga termasuk yang buruk, kata dia. Terlebih limbah cair dan limbah bahan beracun berbahaya.
Selain itu, lokasi Batam yang terletak di Selat Malaka menyebabkan banyak pencemaran limbah kiriman dari laut internasional.
Seperti yang terjadi setiap musim utara, limbah `sludge oil` yang terbawa arus air dan terdampar di pantai utara Batam, kata dia.
Sementara itu, pencemaran di Dumai dan Belawan menempati nomor dua dan tiga terburuk di Sumatera.
Pencemaran di Dumai, kata dia, lebih disebabkan dari CPO, sedangkan di Belawan karena polusi udara yang berasal dari industri.
(Y011/s018)
Sumber : ANTARA News (Senin, 26 Juli 2010 13:18 WIB)