Bengkalis (ANTARA News) - Suhu udara di Provinsi Riau telah meningkat 1,4 persen dalam 14 tahun terakhir, menurut evaluasi kalangan akademisi, peningkatan yang lebih tinggi dibanding rata-rata nasional.
Persentase tersebut sudah mencapai posisi teratas melebihi angka nasional yang hanya 1 persen, kata Zulfikar, seorang peneliti dari Universitas Riau (UR) kepada ANTARA saat berkunjung ke Bengkalis, Riau, Minggu.
"Jika masyarakat Riau saat ini merasakan suhu panas yang luar biasa, itu cukup dimaklumi, karena ternyata suhu di wilayah Riau mengalami peningkatan yang cukup signifikan," papar Zulfikar.
Dalam mengantisipasi suhu yang kian meningkat Zufikar menyarankan agar segera diambil langkah menetralisir dengan cara menjaga lingkungan agar tetap ramah dan padat pepohonan.
"Kami berjalan mengunjungi semua pemerintahan daerah baik kota dan kabupaten yang ada di Riau untuk mengabarkan peningkatan suhu di Riau saat ini dan memberikan kiat bagaimana mengimbanginya," ucapnya.
Sementara itu, saat dihubungi Minggu, Analisis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, Marzuki, mengatakan, suhu udara dengan cuaca panas di Provinsi Riau kerap terjadi pada siang hari di sejumlah wilayah seperti Kota Pekanbaru, Bengkalis, Dumai, dan Rokan Hilir.
Dalam sepekan terakhir, kata Marzuki, suhu udara keempat wilayah tersebut rata-rata mencapai sekitar 35 hingga 35,5 derajat celsius.
"Kondisi ini meningkat dibandingka pekan dan bulan sebelumnya," terang Marzuki.
Dia mengatakan, posisi matahari yang masih berada di dekat garis ekuator telah menjadi salah satu penyumbang teriknya kondisi cuaca di Riau kendati provinsi itu sedang berada pada musim hujan.
Kondisi cuaca itu, lanjutnya, juga diperburuk oleh tiupan angin dari barat di Samudra Hindia yang mengandung badai tropis bertekanan rendah serta tiupan dari sebelah utara benua Australia, yang mengarah ke Riau khsusnya keempat wilayah tersebut.
Angin yang bertiup dari Samudera Hindia dan Australia mengarah ke Riau itu bersifat kering sehingga menjadi penyumbang panasnya udara di Bumi Lancang Kuning yang hutannya telah banyak beralih fungsi.
Kerusakan kawasan hutan Riau yang cukup tinggi akibat pengalihan lahan hutan menjadi lahan perkebunan milik perusahaan besar dan pemukiman warga telah menyebabkan peningkatan suhu di provinsi itu ekstrem.
"Kondisi cuaca itu telah menyebabkan suhu udara pada siang hari terasa terik dan terkadang disertai hujan pada sore hari, namun warga tetap merasa gerah pada malam hari dampak dari rumah kaca seperti pemakaian mesin pendingin udara yang terus meningkat," jelasnya.
Dikesempatan terpisah, Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Bengkalis H Tengku Ilyas, menyatakan, suhu panas yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir di Riau telah menimbulkan kerawanan terhadap kebakaran hutan dan lahan.
"Untuk itu, kami melakukan peringatan dini terhadap sejumlah perusahaan agar menghentikan sementara perluasan lahan. Dan untuk masyarakat tani, agar tidak melakukan pembakaran lahan saat ingin bercocok tanam," ringkasnya.(ANT/S026)
Sumber : ANTARA News (Minggu, 30 Mei 2010 12:48 WIB)
Persentase tersebut sudah mencapai posisi teratas melebihi angka nasional yang hanya 1 persen, kata Zulfikar, seorang peneliti dari Universitas Riau (UR) kepada ANTARA saat berkunjung ke Bengkalis, Riau, Minggu.
"Jika masyarakat Riau saat ini merasakan suhu panas yang luar biasa, itu cukup dimaklumi, karena ternyata suhu di wilayah Riau mengalami peningkatan yang cukup signifikan," papar Zulfikar.
Dalam mengantisipasi suhu yang kian meningkat Zufikar menyarankan agar segera diambil langkah menetralisir dengan cara menjaga lingkungan agar tetap ramah dan padat pepohonan.
"Kami berjalan mengunjungi semua pemerintahan daerah baik kota dan kabupaten yang ada di Riau untuk mengabarkan peningkatan suhu di Riau saat ini dan memberikan kiat bagaimana mengimbanginya," ucapnya.
Sementara itu, saat dihubungi Minggu, Analisis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, Marzuki, mengatakan, suhu udara dengan cuaca panas di Provinsi Riau kerap terjadi pada siang hari di sejumlah wilayah seperti Kota Pekanbaru, Bengkalis, Dumai, dan Rokan Hilir.
Dalam sepekan terakhir, kata Marzuki, suhu udara keempat wilayah tersebut rata-rata mencapai sekitar 35 hingga 35,5 derajat celsius.
"Kondisi ini meningkat dibandingka pekan dan bulan sebelumnya," terang Marzuki.
Dia mengatakan, posisi matahari yang masih berada di dekat garis ekuator telah menjadi salah satu penyumbang teriknya kondisi cuaca di Riau kendati provinsi itu sedang berada pada musim hujan.
Kondisi cuaca itu, lanjutnya, juga diperburuk oleh tiupan angin dari barat di Samudra Hindia yang mengandung badai tropis bertekanan rendah serta tiupan dari sebelah utara benua Australia, yang mengarah ke Riau khsusnya keempat wilayah tersebut.
Angin yang bertiup dari Samudera Hindia dan Australia mengarah ke Riau itu bersifat kering sehingga menjadi penyumbang panasnya udara di Bumi Lancang Kuning yang hutannya telah banyak beralih fungsi.
Kerusakan kawasan hutan Riau yang cukup tinggi akibat pengalihan lahan hutan menjadi lahan perkebunan milik perusahaan besar dan pemukiman warga telah menyebabkan peningkatan suhu di provinsi itu ekstrem.
"Kondisi cuaca itu telah menyebabkan suhu udara pada siang hari terasa terik dan terkadang disertai hujan pada sore hari, namun warga tetap merasa gerah pada malam hari dampak dari rumah kaca seperti pemakaian mesin pendingin udara yang terus meningkat," jelasnya.
Dikesempatan terpisah, Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Bengkalis H Tengku Ilyas, menyatakan, suhu panas yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir di Riau telah menimbulkan kerawanan terhadap kebakaran hutan dan lahan.
"Untuk itu, kami melakukan peringatan dini terhadap sejumlah perusahaan agar menghentikan sementara perluasan lahan. Dan untuk masyarakat tani, agar tidak melakukan pembakaran lahan saat ingin bercocok tanam," ringkasnya.(ANT/S026)
Sumber : ANTARA News (Minggu, 30 Mei 2010 12:48 WIB)