Padang - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Maritim Padang mencatat ada 42 titik api di kawasan hutan wilayah Sumatra berdasarkan pantauan dengan satelit NOAA.
Kepala BMKG Maritin Padang, Amarizal, ketika dikonfimasi membenarkan, tercatat pada Rabu hingga pukul 14.00 WIB sebanyak 42 titik hotspot di kawasan hutan Sumatra.
Sedangkan untuk di wilayah hutan Sumbar, sekitar dua hingga empat titik api yang terpantau di kawasan Selatan Padang, yakni tepatnya di perbatasan dengan Bengkulu.
Kemudian untuk di kawasan Utara terpantau juga, tepatnya di kawasan hutan hutan Kabupaten Pasaman. Namun, yang lebih dominan berada pada provinsi tetangga (Riau dan Jambi serta Bengkulu).
"Kita tidak tahu persis pastinya sumber titik api itu, bisa saja adanya pembukaan lahan baru atau pembakaran yang dilakukan di wilayah masyarkat sendiri," katanya.
Menyinggung mulai berlangsung cuaca panas yang berpotensi menimbulkan titik api, Amarizal menanggapi, menekan muncul titik api tergantung pada daerah bersangkutan.
Jika, adanya pembatasan pembakaran lahan dan percepatan pemadaman titik api, apalagi daerah yang masih tinggi potensi hujannya tentu jumlah tidak bertambah pada hari-hari ke depan.
Kesempatan itu, Amarizal menjelaskan, khusus untuk wilayah Sumbar tidak mengenal adanya musim kemarau, karena dalam sebulan tetap ada turun hujan.
Menurut dia, mungkin saja ada pada bebera kabupaten dan kota dihadapkan cuaca panas dalam sepekan hingga dua pekan, bukan berarti masuk musim kemarau.
Lahan Gabut
Sedikitnya sejak lima hari terakhir 580 hektar lahan gambut yang sebagian berisi kelapa sawit milik PT Sapta Jaya Abadi (SJA) di Lunang Silaut, Kabupaten Pesisir Selatan, hangus terbakar.
Kebakaran lahan gabut dan kebun kelapa sawit perusahaan tersebut, sudah berlangsung sejak (11/2) pekan lalu dan hingga Rabu siang dari laporan petugas pemadam kebarakan Kota Padang yang diturunkan ke lokasi belum bisa sebagian lahan dipadamkan dari amukan sijago merah itu.
Kebakaran terjadi, menurut informasi yang diperoleh Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kota Padang, Budhi Erwanto karena faktor kelalaian pekerja perusahaan dalam membuka lahan baru tersebut.
Jadi, kebakaran cepat meluas karena pembakaran pada lahan yang baru dibuka bertepatan dengan cuaca panas, dan manusia yang melakukan lalai dalam mengawasinya.
Dampak kobaran api terus meluas, meskipun upaya pemadaman terus dilakukan pada titik api yang menyala.
Budhi menjelaskan, pihaknya menurunkan 25 personil dan tiga unit mobil pemadam dalam upaya membatu jajaran Damkar di Kabupaten Pesisir Selatan.
"Kita upaya Rabu malam semua personil ditarik ke Padang, dan mudah-mudahan titik api di lahan tersebut sudah bisa dipadamkan," katanya.
(KR-SA/S006/S026)
Sumber : ANTARA News (Rabu, 16 Februari 2011 19:28 WIB)