Bandung (ANTARA News) - Mahasiswa pelaksana "ITB Fair 2010" di Bandung, Jumat, mendapatkan penghargaan Museum Rekor Indonesia (MURI) atas prestasinya membuat replika peta Indonesia terbesar, 15 x 5 meter, dari kumpulan sampah plastik.
Menurut ketua panitia Achmad Faris, ide awal pembuatan peta ini adalah keprihatinan terhadap pengelolaan sampah plastik yang tidak benar.
"Kita kan sering kalau lagi di kantin atau di warung-warung melihat sampah plastik yang dibuang sembarangan," kata Faris.
Menurut dia, bila masyarakat Indonesia terus tidak peduli pada sampah plastik mungkin Indonesia akan seperti peta itu.
"Lama-lama mungkin pulau-pulau di Indonesia akan dipenuhi sampah seperti ini," kata Faris.
Pembuatan peta itu membutuhkan waktu selama tujuh hari. Sedangkan proses pengumpulan sampahnya membutuhkan waktu satu bulan.
"Sampah-sampahnya kami kumpulkan dari ITB dan sekitarnya, dengan volume sampai 2,5 m3," katanya.
Wakil Direktur Museum Rekor Indonesia, Sutigno Susilo, mengatakan, pemberian rekor ini tidak hanya melihat hasil akhirnya saja, tapi makna di baliknya.
Menurut dia gerakan ini sarat akan kepeduian terhadap lingkungan hidup.
"Mereka mengajak 50 kampus lain untuk berbuat yang sama, siapa tahu nanti bisa dibawa ke Walikota Bandung sehingga satu kota bisa ikut peduli," kata Sutigno.
Dalam acara ini, perwakilan dari 50 universitas seluruh Indonesia yang diundang dalam "ITB Fair" turut mendukung gerakan ini dengan melakukan pengisian sampah plastik pada peta secara simbolik.
Menurut Faris, peta ini akan dipajang selama kegiatan "ITB Fair" berlangsung dan setelahnya akan diserahkan pada salah satu lembaga lingkungan hidup di Gede Bage untuk pembelajaran bagi masyarakat.
(T.PK-ASJ/S026)
Sumber: ANTARA News (Jumat, 5 Pebruari 2010 20:58 WIB)
Menurut ketua panitia Achmad Faris, ide awal pembuatan peta ini adalah keprihatinan terhadap pengelolaan sampah plastik yang tidak benar.
"Kita kan sering kalau lagi di kantin atau di warung-warung melihat sampah plastik yang dibuang sembarangan," kata Faris.
Menurut dia, bila masyarakat Indonesia terus tidak peduli pada sampah plastik mungkin Indonesia akan seperti peta itu.
"Lama-lama mungkin pulau-pulau di Indonesia akan dipenuhi sampah seperti ini," kata Faris.
Pembuatan peta itu membutuhkan waktu selama tujuh hari. Sedangkan proses pengumpulan sampahnya membutuhkan waktu satu bulan.
"Sampah-sampahnya kami kumpulkan dari ITB dan sekitarnya, dengan volume sampai 2,5 m3," katanya.
Wakil Direktur Museum Rekor Indonesia, Sutigno Susilo, mengatakan, pemberian rekor ini tidak hanya melihat hasil akhirnya saja, tapi makna di baliknya.
Menurut dia gerakan ini sarat akan kepeduian terhadap lingkungan hidup.
"Mereka mengajak 50 kampus lain untuk berbuat yang sama, siapa tahu nanti bisa dibawa ke Walikota Bandung sehingga satu kota bisa ikut peduli," kata Sutigno.
Dalam acara ini, perwakilan dari 50 universitas seluruh Indonesia yang diundang dalam "ITB Fair" turut mendukung gerakan ini dengan melakukan pengisian sampah plastik pada peta secara simbolik.
Menurut Faris, peta ini akan dipajang selama kegiatan "ITB Fair" berlangsung dan setelahnya akan diserahkan pada salah satu lembaga lingkungan hidup di Gede Bage untuk pembelajaran bagi masyarakat.
(T.PK-ASJ/S026)
Sumber: ANTARA News (Jumat, 5 Pebruari 2010 20:58 WIB)