Meranti (ANTARA News) - Enam desa di Kecamatan Rangsang, Kabupaten Bengkalis, Riau, yang berada di sekitar wilayah pantai, terancam tenggelam akibat abrasi berat.
Menurut laporan, kondisi enam desa itu cukup memprihatikan, terutama dikawasan pantai yang nyaris amblas digerus abrasi. Abrasi tersebut menerjang bibir pantai hingga 12 kilometer dengan laju 10 sampai 20 meter setia tahunnya.
"Keenam desa ini masuk dalam kategori dampak abrasi berat, yang dapat merusak areal perkebunan serta rumah warga. Setiap tahunnya, selalu ada warga yang pindah ketempat lain atau mengungsi kedaratan yang jauh dari terjangan abrasi," ungkap Camat Rangsang, Sudarwito, Selasa.
Disebutnya, keenam desa yang masuk dalam kategori dampak abrasi berat yakni, Desa Bantar, Tanjung Kedabu, Tanjung Samak, Tanjung Balak Bugur, dan Desa Sungai Guyung Kiri.
Dari enam desa tersebut, menurut Sudarwito, abrasi juga sudah merusak sedikitnya 200 hektar kebun warga dan menenggelamkan sekitar 60 rumah yang berada di tepi laut Rangsang hingga mengakibatkan penghuninya terpanksa mengungsi.
"Untuk menanggulangi atau menghambat percepatan abrasi, kami telah membentuk sebuah program yang dinamakan `Peduli Rangsang`. Dimana setiap pedatang dan warga Pulau Rangsang akan diberikan tanggungjawab untuk menjaga tanaman mangruve (bakau-red) yang rencananya akan kami tanam dalam waktu dekat ini," ungkapnya.
Selain itu, Sudarwito juga merencanakan anggaran kepada pemerintah setempat melalui dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) untuk mencegah percepatan abrasi.
Anggaran ini nantinya akan digunakan untuk membuat dinding pembatas disetiap bibir pantai Pulau Rangsang dan membudidayakan hutan mangruve," papar dia.
Sementara itu, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Meranti, Fauzi Hasan, mengakui bahwa laju abrasi di Pulau Rangsang sudah masuk dalam tahap yang mengkhawatirkan higga dapat mengancam kelangsungan hidup warga disekitarnya.
Selaku anggota dewan asal Rangsang, ia berjanji akan memperjuangkan masalah abrasi tersebut bersama para anggota dewan lainnya.
"Tahap pertama rencana penanggulangan abrasi di tempat saya tinggal (Kecamatan Rangsang-red) akan dibahas dalam rapat anggota minggu depan. Sementara mengenai anggarannya, kami akan mengajukannya ke pemerintah Kabupaten Meranti dan Propinsi," tuturnya.
(ANT/S026)
Sumber: ANTARA News (Selasa, 23 Maret 2010 17:08 WIB)
Menurut laporan, kondisi enam desa itu cukup memprihatikan, terutama dikawasan pantai yang nyaris amblas digerus abrasi. Abrasi tersebut menerjang bibir pantai hingga 12 kilometer dengan laju 10 sampai 20 meter setia tahunnya.
"Keenam desa ini masuk dalam kategori dampak abrasi berat, yang dapat merusak areal perkebunan serta rumah warga. Setiap tahunnya, selalu ada warga yang pindah ketempat lain atau mengungsi kedaratan yang jauh dari terjangan abrasi," ungkap Camat Rangsang, Sudarwito, Selasa.
Disebutnya, keenam desa yang masuk dalam kategori dampak abrasi berat yakni, Desa Bantar, Tanjung Kedabu, Tanjung Samak, Tanjung Balak Bugur, dan Desa Sungai Guyung Kiri.
Dari enam desa tersebut, menurut Sudarwito, abrasi juga sudah merusak sedikitnya 200 hektar kebun warga dan menenggelamkan sekitar 60 rumah yang berada di tepi laut Rangsang hingga mengakibatkan penghuninya terpanksa mengungsi.
"Untuk menanggulangi atau menghambat percepatan abrasi, kami telah membentuk sebuah program yang dinamakan `Peduli Rangsang`. Dimana setiap pedatang dan warga Pulau Rangsang akan diberikan tanggungjawab untuk menjaga tanaman mangruve (bakau-red) yang rencananya akan kami tanam dalam waktu dekat ini," ungkapnya.
Selain itu, Sudarwito juga merencanakan anggaran kepada pemerintah setempat melalui dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) untuk mencegah percepatan abrasi.
Anggaran ini nantinya akan digunakan untuk membuat dinding pembatas disetiap bibir pantai Pulau Rangsang dan membudidayakan hutan mangruve," papar dia.
Sementara itu, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Meranti, Fauzi Hasan, mengakui bahwa laju abrasi di Pulau Rangsang sudah masuk dalam tahap yang mengkhawatirkan higga dapat mengancam kelangsungan hidup warga disekitarnya.
Selaku anggota dewan asal Rangsang, ia berjanji akan memperjuangkan masalah abrasi tersebut bersama para anggota dewan lainnya.
"Tahap pertama rencana penanggulangan abrasi di tempat saya tinggal (Kecamatan Rangsang-red) akan dibahas dalam rapat anggota minggu depan. Sementara mengenai anggarannya, kami akan mengajukannya ke pemerintah Kabupaten Meranti dan Propinsi," tuturnya.
(ANT/S026)
Sumber: ANTARA News (Selasa, 23 Maret 2010 17:08 WIB)