Bengkalis (ANTARA News) - Sekawanan gajah liar pada Jumat (5/3) tengah malam mengamuk dan memporakporandakan tiga rumah warga di RW 7, Desa Petani, Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis, Riau.
Akibatnya, tiga rumah warga porak poranda. Beruntung, dua Kepala Keluarga (KK) yang menghuni masing - masing rumah itu berhasil menyelamatkan diri hingga terhindar dari amukan kawanan gajah tersebut.
Salah seorang warga Desa Petani yang ditemui ANTARA News, Sabtu, Poiman (45) mengatakan, kawanan gajah itu dalam sepekan terakhir terlihat memasuki areal perkampungan masyarakat. Saat kejadian pada Jumat malam, kawanan gajah itu masuk dari dua lokasi yang berbeda dengan merusak lahan perkebunan warga terlebih dahulu.
"Kami warga disini sebetulnya telah bersepakat untuk mengambil tindakan pengusiran," kata Poniman.
Upaya pengusiran yang dilakukan warga adalah menyalakan obor dan membakar ban mobil bekas serta membunyikan meriam bambu. Namun, upaya pengusiran itu sia-sia karena kawanan hewan berbadan tambun itu malah makin mendekati warga.
Menurut dia, saat kawanan gajah liar itu datang ia bersama warga lainnya panik dan merasa terancam jiwa sehingga mereka berhamburan menyelamatkan diri.
Sonia (43) seorang warga lainnya, mengatakan, amukan kawanan gajah ini merupakan rentetan peristiwa serupa sehari sebelumnya. Pada Kamis (4/3) hewan liar yang dilindungi pemerintah itu merusak sedikitnya lima hektare kebun palawija dan merusak satu rumah warga yang ada dekat kebun penduduk.
"Untuk saat ini sedikit-dikitnya ada tiga rumah warga dirusak, baik mengalami rusak ringan maupun berat. Tidak ada korban jiwa karena penghuni rumah masing-masing menyelamatkan diri dari amukan gajah liar yang kelaparan tersebut," jelas Patris (40), salah seorang warga yang rumahnya menjadi korban amukan gajah..
Menurut dia, karena keselamatan jiwa warga mulai terancam, sebanyak 11 kepala keluarga mengungsi ke tempat aman, misalnya dengan menumpang di rumah keluarga dekat atau tetangga yang letaknya agak jauh dari tempat tinggal mereka.
"Saat siang warga yang mengungsi itu kembali ke rumahnya masing-masing. Entah sampai kapan kami ulang alik mengungsi," katanya.
Dalam sepekan sejak kawanan gajah itu masuk perkampungan yang dihuni lebih dari 200 keluarga itu, sedikit-dikitnya 20 rumah permanen rusak ringan, sementara sekitar tiga rumah semi permanen milik warga Desa Petani mengalami rusak berat, karena dinding rumah dihantam oleh kawanan gajah itu hingga rubuh.
(E010/A038)
Sumber: ANTARA News(Sabtu, 6 Maret 2010 20:45 WIB)
Akibatnya, tiga rumah warga porak poranda. Beruntung, dua Kepala Keluarga (KK) yang menghuni masing - masing rumah itu berhasil menyelamatkan diri hingga terhindar dari amukan kawanan gajah tersebut.
Salah seorang warga Desa Petani yang ditemui ANTARA News, Sabtu, Poiman (45) mengatakan, kawanan gajah itu dalam sepekan terakhir terlihat memasuki areal perkampungan masyarakat. Saat kejadian pada Jumat malam, kawanan gajah itu masuk dari dua lokasi yang berbeda dengan merusak lahan perkebunan warga terlebih dahulu.
"Kami warga disini sebetulnya telah bersepakat untuk mengambil tindakan pengusiran," kata Poniman.
Upaya pengusiran yang dilakukan warga adalah menyalakan obor dan membakar ban mobil bekas serta membunyikan meriam bambu. Namun, upaya pengusiran itu sia-sia karena kawanan hewan berbadan tambun itu malah makin mendekati warga.
Menurut dia, saat kawanan gajah liar itu datang ia bersama warga lainnya panik dan merasa terancam jiwa sehingga mereka berhamburan menyelamatkan diri.
Sonia (43) seorang warga lainnya, mengatakan, amukan kawanan gajah ini merupakan rentetan peristiwa serupa sehari sebelumnya. Pada Kamis (4/3) hewan liar yang dilindungi pemerintah itu merusak sedikitnya lima hektare kebun palawija dan merusak satu rumah warga yang ada dekat kebun penduduk.
"Untuk saat ini sedikit-dikitnya ada tiga rumah warga dirusak, baik mengalami rusak ringan maupun berat. Tidak ada korban jiwa karena penghuni rumah masing-masing menyelamatkan diri dari amukan gajah liar yang kelaparan tersebut," jelas Patris (40), salah seorang warga yang rumahnya menjadi korban amukan gajah..
Menurut dia, karena keselamatan jiwa warga mulai terancam, sebanyak 11 kepala keluarga mengungsi ke tempat aman, misalnya dengan menumpang di rumah keluarga dekat atau tetangga yang letaknya agak jauh dari tempat tinggal mereka.
"Saat siang warga yang mengungsi itu kembali ke rumahnya masing-masing. Entah sampai kapan kami ulang alik mengungsi," katanya.
Dalam sepekan sejak kawanan gajah itu masuk perkampungan yang dihuni lebih dari 200 keluarga itu, sedikit-dikitnya 20 rumah permanen rusak ringan, sementara sekitar tiga rumah semi permanen milik warga Desa Petani mengalami rusak berat, karena dinding rumah dihantam oleh kawanan gajah itu hingga rubuh.
(E010/A038)
Sumber: ANTARA News(Sabtu, 6 Maret 2010 20:45 WIB)