Pekanbaru (ANTARA News) - Seorang warga Desa Petani, Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis, Riau, nyaris tewas akibat diinjak gajah liar di wilayah itu, demikian Kepala Desa Petani Rianto kepada ANTARA di Pekanbaru, Kamis.
"Seorang petani nyaris tewas karena gajah tiba-tiba berbalik dan menginjaknya, ketika hendak mengusir kawanan gajah yang masuk ke kebun kelapa sawit milik warga," kata Rianto.
Sunardi (42), petani yang nasibnya masih beruntung setelah diinjak gajah, luka cukup parah karena tulang rusuk dan tangan kirinya patah, setelah dengan beberapa warga berusaha mengusir puluhan ekor gajah liar yang masuk ke perkebunan kelapa sawit Rabu kemarin sekitar pukul 17.30 WIB.
Warga awalnya mengusir dengan membenturkan benda keras untuk menimbulkan kegaduhan yang berhasil membuat gajah keluar dari kebun dan lari, namun tiba-tiba kawanan satwa berbelalai itu berbalik arah dan menyerang warga.
"Sunardi terperosok ke dalam parit dan menjadi sasaran gajah. Untung dia berada di dalam parit sehingga tidak seluruh badannya diinjak gajah," ujar Rianto.
Ia mengatakan, Sunardi kini dirujuk ke sebuah rumah sakit di Pekanbaru untuk mendapat perawatan yang memadai.
Rianto mengatakan, akibat kawanan gajah yang berkeliaran selama dua bulan terakhir itu, sejumlah warga mengungsi. Ia menyesali lambannya Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau merespons keluhan warga.
"Kami sudah melapor ke BBKSDA sejak sebulan lalu, tapi penanganannya lamban. Sudah harta habis, sekarang nyawa kami pun menjadi taruhan," ujarnya.
Kepala BBKSDA Riau Trisnu Danisworo berjanji mengirim tim berikut dua ekor gajah latih untuk membantu warga Desa Petani menghalau gajah liar.
"Kami akan mengirim dua ekor gajah latih, dan kalau kurang akan kami kirim lebih banyak lagi" kata Trisnu.
Kawasan Desa Petani Kecamatan Mandau adalah daerah lintasan gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) dari Suaka Margasatwa Balai Raja, Bengkalis.
Gajah dan manusia berkonflik karena habitat gajah terus menyempit akibat alih fungsi lahan. Seekor gajah mati tak jauh dari Desa Petani akibat konflik ini.
F012/A041/AR09
Sumber: ANTARA News (Kamis, 25 Maret 2010 14:23 WIB)
"Seorang petani nyaris tewas karena gajah tiba-tiba berbalik dan menginjaknya, ketika hendak mengusir kawanan gajah yang masuk ke kebun kelapa sawit milik warga," kata Rianto.
Sunardi (42), petani yang nasibnya masih beruntung setelah diinjak gajah, luka cukup parah karena tulang rusuk dan tangan kirinya patah, setelah dengan beberapa warga berusaha mengusir puluhan ekor gajah liar yang masuk ke perkebunan kelapa sawit Rabu kemarin sekitar pukul 17.30 WIB.
Warga awalnya mengusir dengan membenturkan benda keras untuk menimbulkan kegaduhan yang berhasil membuat gajah keluar dari kebun dan lari, namun tiba-tiba kawanan satwa berbelalai itu berbalik arah dan menyerang warga.
"Sunardi terperosok ke dalam parit dan menjadi sasaran gajah. Untung dia berada di dalam parit sehingga tidak seluruh badannya diinjak gajah," ujar Rianto.
Ia mengatakan, Sunardi kini dirujuk ke sebuah rumah sakit di Pekanbaru untuk mendapat perawatan yang memadai.
Rianto mengatakan, akibat kawanan gajah yang berkeliaran selama dua bulan terakhir itu, sejumlah warga mengungsi. Ia menyesali lambannya Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau merespons keluhan warga.
"Kami sudah melapor ke BBKSDA sejak sebulan lalu, tapi penanganannya lamban. Sudah harta habis, sekarang nyawa kami pun menjadi taruhan," ujarnya.
Kepala BBKSDA Riau Trisnu Danisworo berjanji mengirim tim berikut dua ekor gajah latih untuk membantu warga Desa Petani menghalau gajah liar.
"Kami akan mengirim dua ekor gajah latih, dan kalau kurang akan kami kirim lebih banyak lagi" kata Trisnu.
Kawasan Desa Petani Kecamatan Mandau adalah daerah lintasan gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) dari Suaka Margasatwa Balai Raja, Bengkalis.
Gajah dan manusia berkonflik karena habitat gajah terus menyempit akibat alih fungsi lahan. Seekor gajah mati tak jauh dari Desa Petani akibat konflik ini.
F012/A041/AR09
Sumber: ANTARA News (Kamis, 25 Maret 2010 14:23 WIB)