Pekanbaru (ANTARA News) - Warga Kelurahan Teluk Meranti Kabupaten Pelalawan, Riau, mengaku mulai resah akibat harimau Sumatera keluar dari habitatnya di Suaka Marga Satwa Kerumutan dan sering masuk ke permukiman warga.
"Satwa liar tersebut kerap terlihat dekat dengan permukiman sejak bulan Juni lalu. Sosok satwa belang tersebut terakhir terlihat pada Rabu (7/7) malam," kata seorang warga Teluk Meranti Muhamad Yusuf ketika dihubungi ANTARA dari Pekanbaru, Jumat.
Ketika hujan deras, lanjutnya, seekor harimau dewasa berteduh di depan rumah warga.
"Harimau cuma berjarak sekitar 15 meter dari pemilik rumah, tapi tidak mengganggu karena sepertinya dia hanya berteduh saat hujan deras," ujarnya.
Kelurahan Teluk Meranti merupakan permukiman warga yang paling dekat dengan kawasan hutan Kerumutan yang selama ini menjadi habitat harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae). Ia mengatakan satwa belang tersebut mulai sering terlihat di permukiman warga sejak akhir Juni lalu.
"Harimau juga sering terlihat di kebun karet milik warga. Kalau sudah begitu, kami tak berani ambil karet dulu. Warga resah dan takut keluar rumah pada malam hari," kata dia.
Namun, ia mengatakan warga belum pernah melaporkan hal tersebut ke pemerintah setempat karena keberadaan harimau belum membahayakan warga. Selain itu, hingga kini belum ada ternak warga yang menjadi korban binatang buas itu.
"Warga juga tak ada niat untuk menjerat atau membunuh harimau," katanya.
Menurut dia, harimau berkeliaran di permukiman diduga kuat akibat habitatnya mulai terancam akibat perambahan dan keberadaan perusahaan pemegang izin hutan tanaman industri (HTI) yang membuka kebun akasia di perbatasan hutan Kerumutan.
"Harimau keluar hutan pasti karena daerah tempat mencari makan makin sempit," katanya.(*)
(T.F012/R009)
Sumber : ANTARA News (Jumat, 9 Juli 2010 19:38 WIB)
"Satwa liar tersebut kerap terlihat dekat dengan permukiman sejak bulan Juni lalu. Sosok satwa belang tersebut terakhir terlihat pada Rabu (7/7) malam," kata seorang warga Teluk Meranti Muhamad Yusuf ketika dihubungi ANTARA dari Pekanbaru, Jumat.
Ketika hujan deras, lanjutnya, seekor harimau dewasa berteduh di depan rumah warga.
"Harimau cuma berjarak sekitar 15 meter dari pemilik rumah, tapi tidak mengganggu karena sepertinya dia hanya berteduh saat hujan deras," ujarnya.
Kelurahan Teluk Meranti merupakan permukiman warga yang paling dekat dengan kawasan hutan Kerumutan yang selama ini menjadi habitat harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae). Ia mengatakan satwa belang tersebut mulai sering terlihat di permukiman warga sejak akhir Juni lalu.
"Harimau juga sering terlihat di kebun karet milik warga. Kalau sudah begitu, kami tak berani ambil karet dulu. Warga resah dan takut keluar rumah pada malam hari," kata dia.
Namun, ia mengatakan warga belum pernah melaporkan hal tersebut ke pemerintah setempat karena keberadaan harimau belum membahayakan warga. Selain itu, hingga kini belum ada ternak warga yang menjadi korban binatang buas itu.
"Warga juga tak ada niat untuk menjerat atau membunuh harimau," katanya.
Menurut dia, harimau berkeliaran di permukiman diduga kuat akibat habitatnya mulai terancam akibat perambahan dan keberadaan perusahaan pemegang izin hutan tanaman industri (HTI) yang membuka kebun akasia di perbatasan hutan Kerumutan.
"Harimau keluar hutan pasti karena daerah tempat mencari makan makin sempit," katanya.(*)
(T.F012/R009)
Sumber : ANTARA News (Jumat, 9 Juli 2010 19:38 WIB)