Banyuwangi (ANTARA News) - Pohon mahoni berdiameter 2,5 meter masih ditemui di kaki Gunung Ijen, Banyuwangi, meski pembalakan liar mengharu biru kawasan itu dalam 20 tahun terakhir.
Dari pengamatan ANTARA, tidak hanya garis tengah yang terbilang langka, tetapi juga jumlahnya cukup banyak, hampir 2.000 pohon berdiameter selebar itu.
Meski berapa kali ditawar oleh beberapa pihak hingga Rp30 juta untuk satu pohon, namun Perkebunan Kalibendo setia untuk tidak menjualnya.
"Kami hanya ingin menghargai mereka yang telah menanam pohon - pohon mahoni yang berusia puluhan tahun tersebut, sehingga sampai kapan pun akan tetap kami pertahankan pohon-pohon yang sudah terbilang langka itu," kata salah seorang pimpinan Perkebunan Kalibendo, Iwan
Selain sebagai pembatas Perkebunan Kalibendo dengan kawasan hutan produksi Perhutani Banyuwangi Barat dan kawasan perkebunan lainnya, mahoni-mahoni besar ini juga berfungsi sebagai pematah angin, penahan erosi dan menjaga sumber mata air.
"Kalau saja kami jual 1.000 pohon dengan harga Rp30 juta per pohon sudah berapa duit yang kami terima, tapi bukan itu tujuan kami mengelola perkebunan ini," kata Iwan. (*)
ANT/E011/AR09
Sumber : ANTARA News (Jumat, 30 Juli 2010 09:41 WIB)
Dari pengamatan ANTARA, tidak hanya garis tengah yang terbilang langka, tetapi juga jumlahnya cukup banyak, hampir 2.000 pohon berdiameter selebar itu.
Meski berapa kali ditawar oleh beberapa pihak hingga Rp30 juta untuk satu pohon, namun Perkebunan Kalibendo setia untuk tidak menjualnya.
"Kami hanya ingin menghargai mereka yang telah menanam pohon - pohon mahoni yang berusia puluhan tahun tersebut, sehingga sampai kapan pun akan tetap kami pertahankan pohon-pohon yang sudah terbilang langka itu," kata salah seorang pimpinan Perkebunan Kalibendo, Iwan
Selain sebagai pembatas Perkebunan Kalibendo dengan kawasan hutan produksi Perhutani Banyuwangi Barat dan kawasan perkebunan lainnya, mahoni-mahoni besar ini juga berfungsi sebagai pematah angin, penahan erosi dan menjaga sumber mata air.
"Kalau saja kami jual 1.000 pohon dengan harga Rp30 juta per pohon sudah berapa duit yang kami terima, tapi bukan itu tujuan kami mengelola perkebunan ini," kata Iwan. (*)
ANT/E011/AR09
Sumber : ANTARA News (Jumat, 30 Juli 2010 09:41 WIB)