Gorontalo (ANTARA News) - Populasi hewan khas atau endemik Sulawesi, yakni anoa yang tersebar pada tiga hutan di Gorontalo, terus mengalami penyusutan akibat tingginya tingkat perburuan.
Abdul Haris Mustari, peneliti anoa dari Institut Pertanian Bogor , memperkirakan populasi hewan yang bernama latin bubalus depressicornis ini, hanya tinggal 450, yang tersebar di hutan suaka marga satwa Nantu, cagar alam Panua, dan di Taman Nasional Bogani Nani Wartabone.
"Jumlah ini bisa terus menyusut, seiring dengan maraknya perburuan manusia, yang ingin mengkonsumsi dagingnya," kata dia di Gorontalo, Selasa.
Dia mengatakan, anoa banyak diburu, karena selain memiliki daging yang empuk dan cukup mahal harganya, juga dipercaya dapat menambah vitalitas.
Namun, menurut dia, pada umumnya daging anoa dikonsumsi oleh warga yang tinggal di sekitar kawasan hutan tersebut, dan dijual dari rumah ke rumah.
Ia menambahkan, populasi anoa di seluruh kawasan hutan di pulau Sulawesi, juga terbulang sangat sedikit, jumlahnya tidak lebih dari 5000 ekor.
Selain diburu manusia, Ular Phyton juga dikenal sebagai salah satu predator alami yang mengancam keberadaan hewan yang sekilas mirip rusa ini.
Hal itu juga ditambah dengan tingkat perkembangbiakan anoa yang terbilang rendah, dimana sseekor anoa betina hanya melahirkan satu anak.
(T.KR-SHS/P003)
Sumber : ANTARA News (Selasa, 20 Juli 2010 10:42 WIB)