Bengkalis (ANTARA News) - Pemerintah Malaysia mengaku kagum dengan Cagar Biosfer Giam Siak Kecil Bukit Batu (CBGSK-BB) di Kabupaten Bengkalis, Riau, dan menginginkan ada cagar serupa di negaranya.
Seorang pengamat lingkungan dari Malaysia, Dr Jamili Nais, Jumat mengatakan, CBGSK-BB merupakan sesuatu yang langka dan memiliki kesan biosfer yang berbeda sehingga perlu untuk dikembangkan di Malaysia.
"Saya dengan 12 orang tim ilmuwan dari pemerintah Malaysia kemarin (Kamis 8/7-Red) berkunjung ke Indonesia untuk melihat secara langsung keberadaan Cagar Biosfer Giam Siak Kecil Bukit Batu (CBGSK-BB) dan berencana akan kami kembangkan di Malaysia," paparnya.
Dia mengatakan,12 tim ilmuan dan pemerintahan itu terdiri dari Wakil Menteri Tourism, dua orang Culture and Enviroment Malaysia, enam orang bupati dan tiga wakil bupati serta JICA.
"Kunjungan kami kemarin diterima langsung oleh Direktur Enviroment and Stakeholder Relations Sinarmas Forestrry Conecio Munoz, Indonesia," ungkapnya.
Selain itu, terang Jamili, Manajer proyek GSK-BB Yuyu Arlan dan Manager Asistance Public Relations PT Aarara Abadi/PT IKPP Sinarmas Forestry Nurul Huda, serta Direktur Program MAB Indonesia Dr Purwanto dari LIPI Pusat Jakarta juga turut hadir.
"Kami sangat senang hati karena telah disambut baik dengan pemerintahan Indonesia dan diberi izin untuk melihat langsung Cagar Biosfer Siak Kecil. Apa yang kami dapat semalam akan kami pelajari dan kami kembangkankan di negeri kami," ucapnya.
Manager Asistance Public Relations PT Aarara Abadi/PT IKPP Sinarmas Forestry Nurul Huda pada kesempatan terpisah menerangkan, rombongan ilmuan Malyasia tiba di Pekanbaru Rabu (7/7).
Sebelum ke lokasi CBGSK-BB, mereka terlebih dahulu melakukan pertemuan dengan Pemprov Riau di Kantor Bapeda Riau, Pekanbaru, untuk berkoordinasi dan mendapatkan penjelasan serta masukan dari Pemprov tentang keberadaan CB GSK-BB.
Usai beramah tamah dengan Pemprov Riau, ujar Nurul, rombongan melakukan perjalanan ke salah satu kawasan CBGSK-BB yang berada di kawasan humus, yang merupakan salah satu areal konsesi perusahaan grup Sinarmas Forestry di Bukit Batu.
Kunjungan tim ilmuwan dan Pemerintah Malaysia ini menurut Nurul merupakan suatu kebangggan bagi Sinarmas khususnya dan Pemprov Riau sejak ditetapkannya CB GSK-BB menjadi salah satu dari 560 jaringan Kawasan Cagar Biosfer di 109 negara di dunia.
Penetapan itu diputuskan pada Sidang ke-21 International Co-ordinating Council of the Man And the Biosphere programme (ICC/MAB) - UNESCO di Jeju, Korea Selatan, 26 Mei 2009.
(ANT/S026)
Sumber : ANTARA News (Jumat, 9 Juli 2010 15:16 WIB)
Seorang pengamat lingkungan dari Malaysia, Dr Jamili Nais, Jumat mengatakan, CBGSK-BB merupakan sesuatu yang langka dan memiliki kesan biosfer yang berbeda sehingga perlu untuk dikembangkan di Malaysia.
"Saya dengan 12 orang tim ilmuwan dari pemerintah Malaysia kemarin (Kamis 8/7-Red) berkunjung ke Indonesia untuk melihat secara langsung keberadaan Cagar Biosfer Giam Siak Kecil Bukit Batu (CBGSK-BB) dan berencana akan kami kembangkan di Malaysia," paparnya.
Dia mengatakan,12 tim ilmuan dan pemerintahan itu terdiri dari Wakil Menteri Tourism, dua orang Culture and Enviroment Malaysia, enam orang bupati dan tiga wakil bupati serta JICA.
"Kunjungan kami kemarin diterima langsung oleh Direktur Enviroment and Stakeholder Relations Sinarmas Forestrry Conecio Munoz, Indonesia," ungkapnya.
Selain itu, terang Jamili, Manajer proyek GSK-BB Yuyu Arlan dan Manager Asistance Public Relations PT Aarara Abadi/PT IKPP Sinarmas Forestry Nurul Huda, serta Direktur Program MAB Indonesia Dr Purwanto dari LIPI Pusat Jakarta juga turut hadir.
"Kami sangat senang hati karena telah disambut baik dengan pemerintahan Indonesia dan diberi izin untuk melihat langsung Cagar Biosfer Siak Kecil. Apa yang kami dapat semalam akan kami pelajari dan kami kembangkankan di negeri kami," ucapnya.
Manager Asistance Public Relations PT Aarara Abadi/PT IKPP Sinarmas Forestry Nurul Huda pada kesempatan terpisah menerangkan, rombongan ilmuan Malyasia tiba di Pekanbaru Rabu (7/7).
Sebelum ke lokasi CBGSK-BB, mereka terlebih dahulu melakukan pertemuan dengan Pemprov Riau di Kantor Bapeda Riau, Pekanbaru, untuk berkoordinasi dan mendapatkan penjelasan serta masukan dari Pemprov tentang keberadaan CB GSK-BB.
Usai beramah tamah dengan Pemprov Riau, ujar Nurul, rombongan melakukan perjalanan ke salah satu kawasan CBGSK-BB yang berada di kawasan humus, yang merupakan salah satu areal konsesi perusahaan grup Sinarmas Forestry di Bukit Batu.
Kunjungan tim ilmuwan dan Pemerintah Malaysia ini menurut Nurul merupakan suatu kebangggan bagi Sinarmas khususnya dan Pemprov Riau sejak ditetapkannya CB GSK-BB menjadi salah satu dari 560 jaringan Kawasan Cagar Biosfer di 109 negara di dunia.
Penetapan itu diputuskan pada Sidang ke-21 International Co-ordinating Council of the Man And the Biosphere programme (ICC/MAB) - UNESCO di Jeju, Korea Selatan, 26 Mei 2009.
(ANT/S026)
Sumber : ANTARA News (Jumat, 9 Juli 2010 15:16 WIB)