2010-08-05

Foto Badak Hasil Sensus Masih Diteliti

Pandeglang (ANTARA News) - Foto badak hasil jepretan kamera pengintai yang digunakan untuk menyensus populasi binatang langka itu, sekarang masih dalam proses penelitian.

"Seluruh foto yang `diambil` kamera pengintai masih diteliti oleh tim, memang prosesnya memakan waktu cukup lama," kata Kepala Balai Taman Nasional Ujung Kulon Pandeglang, Banten, Agus Priambudi ketika dikonfirmasi, Kamis.

Menurut dia, penelitian perlu dilakukan untuk menghindari adanya rekaman yang sama pada beberapa kamera untuk satu ekor badak. Setelah itu baru bisa ditentukan jumlah populasi hewan langka itu.

Ia juga menjelaskan, kegiatan sensus dalam dua tahapan, yakni 18-23 Mei 2010 pemasangan kamera pengintai (camera trap) dan pada 9-12 Juni akan dilakukan pengambilan kamera dilanjutkan penelitian terhadap gambar yang ditangkap oleh kamera itu.

Sensus tersebut melibatkan 70 personel yang berasal dari Balai TNUK, Institut Pertanian Bogor (IPB), WWF, Yayasan Badak Indonesia dan masyarakat setempat.

Untuk mendukung sensus tersebut, menggunakan 60 unit kamera yang dipasang pada kawasan yang selama ini menjadi daerah lintasan badak serta kubangan tempat hewan itu berendam.

Kegiatan sensus badak jawa sudah dilakukan sejak 1962, namun yang menggunakan kamera baru kali ini, sebelumnya memakai sistem schenkel atau track count with strip method (menaksir jumlah populasi dan klasifikasi umur badak berdasarkan perhitungan jejak atau tapak kaki).

Dari hasil sensus yang dilakukan dengan metode schenkel selama 10 tahun, kata dia, didapatkan jumlah badak jawa berkisar 50-60 ekor.

Karena jumlah badak yang tidak mengalami penambahan dalam kurun waktu 10 tahun itu, menimbulkan keraguan terhadap akurasi sensus dengan sistem mencari jejak kaki tersebut.

"Dari berbagai kajian, pendataan jumlah badak dengan sisten schenkel kurang memuaskan, dan ini terjadi karena faktor kesalahan pada manusia yang dinilai kurang ketelitiannya," ujarnya.

Selain itu, kondisi alam juga berpengaruh terhadap tapak kaki badak yang tercetak ditanah. Ketika musim hujan tapak itu akan segera hilang tersiram air sehingga luput dari penelitian.

"Kita yakin kegiatan sensus dengan kamera ini tingkat akurasinya lebih baik, atau bisa mencapai 90 persen, sehingga ke depan data jumlah populasi badak bisa riil, tak lagi hanya perkiraan," ujarnya.
(S031/R010/S026)

Sumber : ANTARA News (Kamis, 1 Juli 2010 20:29 WIB)
Privacy Policy - KELOMPOK PEDULI ALAM DJEMARI PEKANBARU (Riau) Copyright @ 2011 - Theme by djemari.org