2010-12-01

Orangutan dengan Transmiter Mulai Dilepasliarkan

Jambi (ANTARA News) - Delapan orangutan Sumatera (Pongo abelii) yang telah dipasangi pemancar (transmitter) mulai dilepasliarkan secara bertahap di sekitar Taman Nasional Bukit Tigapuluh.

Menurut Manajer Stasiun Reintroduksi Orangutan Sumatera Frankfurt Zoological Society (FZS), Julius Paolo Siregar, masa pelepasliaran disesuaikan dengan masa musim buah di hutan yang berlangsung Oktober hingga akhir Maret.

Dari delapan ekor orangutan, dua diantaranya yakni Abel dan Sakdiyah telah dilepasliarkan pada akhir Oktober.

"Rencananya pada Desember ini akan dilepasliarkan dua ekor orangutan lagi. Sedangkan empat lainnya akan dilepasliarkan pada musim buah tahun depan,"jelas Paolo Siregar di Jambi, Rabu.

Sakdiyah, orangutan betina berumur tujuh tahun, dilepasliarkan di sekitar Stasiun Reintroduksi FZS yang berada di kawasan penyangga TNBT. Orangutan ini berasal dari Blangkejeren, Aceh dan dipelihara oleh masyarakat setempat sebelum disita oleh petugas kehutanan.

"Mengingat Sakdiyah yang masih remaja maka daerah pelepasannya dipilih yang tidak terlalu jauh dari stasiun. Orangutan yang masih remaja memerlukan pengawasan yang permanen untuk mengetahui perkembangan kemampuan adaptasinya," ujar Julius.

Pelepasan Sakdiyah juga bertujuan untuk melatih para teknisi menggunakan langsung alat penerima deteksi pemancar (receiver). Pelatihan ini diberikan langsung oleh Direktur Program FZS Dr Peter Pratje.

Teknisi ini nantinya diharapkan mampu memahami cara menggunakan receiver, mencari orangutan yang dengan mendeteksi sinyal transmiter yang diperoleh receiver, serta metode penelusuran untuk mengikuti orangutan yang telah dipasang transmitter.

Abel, orangutan jantan berusia 13 tahun dilepasliarkan di daerah Sungai Manggatal bagian hilir yang sudah masuk dalam kawasan TNBT. Abel dimasukkan ke dalam boks transport dan dipikul oleh beberapa orang. Rombongan ini harus berjalan kaki menuju lokasi pelepasan yang berjarak sekitar tujuh kilometer dari Stasiun Reintroduksi FZS.

Di sekitar areal pelepasan teknisi FZS menemukan dua ekor orangutan sumatera lainnya yakni Rencong (jantan, 13 tahun) dan Bolo (betina,10 tahun). Orangutan ini juga termasuk orangutan sitaan yang direhabilitasi dan kemudian dilepasliarkan. Keberadaan mereka, ujar Julius, akan membantu proses adaptasi Abel untuk hidup di dalam hutan.

Pemasangan transmiter pada orangutan sumatera merupakan program pertama yang dilakukan di Indonesia. Transmiter yang berbentuk kepingan pipih ini ditanamkan di dalam tubuh orangutan di bagian tengkuk. Dengan transmiter, akan memudahkan kegiatan pemantauan orangutan yang telah dilepasliarkan dan menjadi tolok ukur keberhasilan program konservasi orangutan sumatera yang statusnya sudah sangat terancam punah ini.
(ANT/A038)

Sumber : ANTARA News (Rabu, 17 November 2010 20:08 WIB)
Privacy Policy - KELOMPOK PEDULI ALAM DJEMARI PEKANBARU (Riau) Copyright @ 2011 - Theme by djemari.org