Nama lain : Ora, Biawak Raksasa
Suku : Varanidae
Latar Belakang
Biawak Komodo adalah jenis binatang pubra yang sampai sakarang masih hidup di dunia dan merupakan satwa endemik. Satwa ini dilindung berdasarkan Ordonansi dan Perlindungan Binatang Liar 1931 No. 134 dan 266.
Pertelaan
Biawak komodo disebut juga biawak raksasa, karena termasuk jenis biawak yang paling besar. Panjang badannya sampai 3 mater dengan berat badannya mencapai 140 kg. Ekornya panjang, gemuk agak pipih, sedangkan kepalanya bermoncong tidak runcing. Lidahnya panjang, bercabang dua diujungnya dan berwarna kuning kemerah-merahan. Seluruh tubuhnya kulit kera, berwarna hitam keabu-abuan. Kulit binatang ini bercorak khusus, kecuali pada biawak yang muda, kulitnya berkembang-kembang berwarna hitam kekuning-kuningan. Ekor binatang ini merupakan alat yang ampuh untuk meroboh kan mangsanya dalam sekali serangan.Habitat dan Penyebaran
Habitat Komodo di Taman Nasional Komodo adalah areal yang tak banyak jenis pohon yang tumbuh lebat. Tujuh puluh persen dari Taman Nasional ini di tutupi oleh padang alang-alang dengan daerah savena di sana-sini. Palem lontar menonjol di antara vegetasi yang ada dan merupakan jenis pohon yang paling khas di Taman Nasional Komodo. Satwa ini sering berkelana di pantai. Hidup mendiami lubang di daerah berbau cadas di tengah padang alang-alang yang kering iklimnya. Penyebarannya di Pulau Komodo, P. Padar, P.Rinca sebelah Timur Sumbawa dan di pantai Barat Flores.
Makanan
Karena makanannya, binatang ini disebut pula binatang pemakan bangkai, kadang-kadang juga menyerang babi, rusa dan monyet. Daya penciuman binatang ini sangat tajam, sehingga dari jauh sudah mengetahui adanya bangkai. Penciuman ini dibantu oleh syaraf lidah yang selalu dijulur-julurkan keluar.
Komodo mempunyai kanibalis, yang mana jantan dewasa yang lebih besar memangsa individu yang lebih kecil, termasuk juga anaknya turut dimangsa.
Perkembangbiakan
Komodo berkembangbiak dengan bertelur. Telurnya sebesar telur ayam, berkulit agak lunak atau lembek dan warnanya keputih-putihan. Jumlah telurnya bisa lebih dari 10 butir yang diletakkan di celah batu atau rongga–rongga bawah tanah, sehingga kelembaban akan tetap terjaga. Telur komodo menetas setelah delapan bulan, dengan bantuan panas. Anak komodo menggunakan sebagian besar waktunya hidup di atas pohon; di situ mereka memakan serangga, telur burung dan binatang pengerat. Dengan hidup di atas pohon mereka akan terhindar dari serangan jantan dewasa yang biasanya memakan individu yang lebih kecil.
Biawak Komodo adalah jenis binatang pubra yang sampai sakarang masih hidup di dunia dan merupakan satwa endemik. Satwa ini dilindung berdasarkan Ordonansi dan Perlindungan Binatang Liar 1931 No. 134 dan 266.
Pertelaan
Biawak komodo disebut juga biawak raksasa, karena termasuk jenis biawak yang paling besar. Panjang badannya sampai 3 mater dengan berat badannya mencapai 140 kg. Ekornya panjang, gemuk agak pipih, sedangkan kepalanya bermoncong tidak runcing. Lidahnya panjang, bercabang dua diujungnya dan berwarna kuning kemerah-merahan. Seluruh tubuhnya kulit kera, berwarna hitam keabu-abuan. Kulit binatang ini bercorak khusus, kecuali pada biawak yang muda, kulitnya berkembang-kembang berwarna hitam kekuning-kuningan. Ekor binatang ini merupakan alat yang ampuh untuk meroboh kan mangsanya dalam sekali serangan.Habitat dan Penyebaran
Habitat Komodo di Taman Nasional Komodo adalah areal yang tak banyak jenis pohon yang tumbuh lebat. Tujuh puluh persen dari Taman Nasional ini di tutupi oleh padang alang-alang dengan daerah savena di sana-sini. Palem lontar menonjol di antara vegetasi yang ada dan merupakan jenis pohon yang paling khas di Taman Nasional Komodo. Satwa ini sering berkelana di pantai. Hidup mendiami lubang di daerah berbau cadas di tengah padang alang-alang yang kering iklimnya. Penyebarannya di Pulau Komodo, P. Padar, P.Rinca sebelah Timur Sumbawa dan di pantai Barat Flores.
Makanan
Karena makanannya, binatang ini disebut pula binatang pemakan bangkai, kadang-kadang juga menyerang babi, rusa dan monyet. Daya penciuman binatang ini sangat tajam, sehingga dari jauh sudah mengetahui adanya bangkai. Penciuman ini dibantu oleh syaraf lidah yang selalu dijulur-julurkan keluar.
Komodo mempunyai kanibalis, yang mana jantan dewasa yang lebih besar memangsa individu yang lebih kecil, termasuk juga anaknya turut dimangsa.
Perkembangbiakan
Komodo berkembangbiak dengan bertelur. Telurnya sebesar telur ayam, berkulit agak lunak atau lembek dan warnanya keputih-putihan. Jumlah telurnya bisa lebih dari 10 butir yang diletakkan di celah batu atau rongga–rongga bawah tanah, sehingga kelembaban akan tetap terjaga. Telur komodo menetas setelah delapan bulan, dengan bantuan panas. Anak komodo menggunakan sebagian besar waktunya hidup di atas pohon; di situ mereka memakan serangga, telur burung dan binatang pengerat. Dengan hidup di atas pohon mereka akan terhindar dari serangan jantan dewasa yang biasanya memakan individu yang lebih kecil.