Tangerang (ANTARA News) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan bahwa meningkatnya suhu udara di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) dapat mengakibatkan para pemudik mengalami dehidrasi.
"Puncak suhu panas terjadi sebelum Idul Fitri 1430 Hijriah, sehingga masyarakat yang melakukan mudik bisa terancam dehidrasi," ujar Kepala Analisis BMKG Wilayah II Ciputat, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Banten Abdul Kohir di Tangerang, Sabtu.
Abdul mengatakan suhu udara di Jabodetabek terus meningkat, yaitu dari 33,2 derajat Celcius naik menjadi 33,5 derajat Celcius dan Sabtu (12/9).
"Agak panas tetapi tidak membahayakan namun suhu udara panas bisa menyebabkan dehidrasi," kata Abdul.
Dia mengatakan mendekati H-7 Lebaran terik matahari di Jabodetabek akan terasa lebih panas dari dua minggu sebelumnya.
Kenaikan suhu udara disebabkan masih ada pengaruh El Nino di Pasifik bagian tengah dan barat sehingga memicu timbulnya suhu panas di sekitar Jabodetabek.
"Efek El Nino sampai saat ini masih tetap ada, selain menyebabkan kekeringan, pengaruhnya juga seperti panas yang kita rasakan saat ini," ujar Abdul.
Ia mengatakan pemudik kemungkinan lebih memilih melakukan perjalanan jauh pada malam hari ketimbang pada siang hari dengan kondisi cuaca yang bertolak belakang.
"Suhu panas seperti ini berangsur-angsur akan berakhir pada akhir September," katanya.
Udara panas ini, menurut dia, ditambah dengan hembusan udara dengan kecepatan tinggi sehingga banyak ruas jalan yang penuh dengan debu beterbangan.
Karena itu, Abdul meminta masyarakat tetap menjaga kesehatan selama perjalanan mudik dengan mengonsumsi makanan bergizi.(*)
Sumber: ANTARA News (Sabtu, 12 September 2009 17:18 WIB)
"Puncak suhu panas terjadi sebelum Idul Fitri 1430 Hijriah, sehingga masyarakat yang melakukan mudik bisa terancam dehidrasi," ujar Kepala Analisis BMKG Wilayah II Ciputat, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Banten Abdul Kohir di Tangerang, Sabtu.
Abdul mengatakan suhu udara di Jabodetabek terus meningkat, yaitu dari 33,2 derajat Celcius naik menjadi 33,5 derajat Celcius dan Sabtu (12/9).
"Agak panas tetapi tidak membahayakan namun suhu udara panas bisa menyebabkan dehidrasi," kata Abdul.
Dia mengatakan mendekati H-7 Lebaran terik matahari di Jabodetabek akan terasa lebih panas dari dua minggu sebelumnya.
Kenaikan suhu udara disebabkan masih ada pengaruh El Nino di Pasifik bagian tengah dan barat sehingga memicu timbulnya suhu panas di sekitar Jabodetabek.
"Efek El Nino sampai saat ini masih tetap ada, selain menyebabkan kekeringan, pengaruhnya juga seperti panas yang kita rasakan saat ini," ujar Abdul.
Ia mengatakan pemudik kemungkinan lebih memilih melakukan perjalanan jauh pada malam hari ketimbang pada siang hari dengan kondisi cuaca yang bertolak belakang.
"Suhu panas seperti ini berangsur-angsur akan berakhir pada akhir September," katanya.
Udara panas ini, menurut dia, ditambah dengan hembusan udara dengan kecepatan tinggi sehingga banyak ruas jalan yang penuh dengan debu beterbangan.
Karena itu, Abdul meminta masyarakat tetap menjaga kesehatan selama perjalanan mudik dengan mengonsumsi makanan bergizi.(*)
Sumber: ANTARA News (Sabtu, 12 September 2009 17:18 WIB)