Ba`a, Pulau Rote (ANTARA News) - Danau Tua di Desa Lalukoen, Kecamatan Rote Barat Daya, Kabupaten Rote Ndao di Pulau Rote mulai kering akibat pemanasan tinggi pada puncak musim kemarau tahun ini.
"Pada tahun-tahun sebelumnya Danau Tua ini tidak pernah mengalami kekeringan sampai dasar danau paling dalam," kata Markus Lani, seorang warga setempat kepada dua anggota DPRD Nusa Tenggara Timur (NTT), masing-masing Nixon Messakh dan Sony Pandie yang berkunjung ke lokasi itu, Senin.
Danau Tua itu akhirnya berubah menjadi padang penggembalaan ternak sapi, kuda, domba dan kambing oleh penduduk setempat, juga tak ada lagi ikan mujair, gabus dan betok, nila yang menjadi sandaran hidup masyarakat sekitar danau.
Markus Lani yang juga mantan Kepala Desa Lalukoen, mengatakan, sebelum Dinas Kimpraswil NTT membangun tanggul di pinggir danau untuk memisahkan kawasan pemukiman dengan areal genangan, air danau tidak pernah kering.
"Setelah tanggul itu dibangun, air danau itu pun jadi kering total. Kami benar-benar heran," kata Lani menjelaskan kondisi danau tersebut kepada dua anggota DPRD NTT dari Fraksi Partai Golkar itu.
Diduga kuat, air danau itu menjadi kering karena kawasan genangan semakin sempit menyusul pembangunan tanggul tersebut.
Tanggul itu dibangun ke arah tengah sejauh puluhann meter tanpa menyiapkan saluran air masuk di bagian tertentu, sehingga aliran air dari luar areal genangan mengalir ke wilayah lain.
Di hadapan anggota DPRD NTT yang melakukan peninjauan, sejumlah warga yang menyampaikan keluhan mereka soal kekeringan danau tersebut, yang mengakibatkan usaha palawija tersendat.
Menurut warga, tanggul yang membentang dari utara ke selatan itu, letaknya bergeser puluhan meter ke dalam areal dan menutup sejumlah sumber mata air yang bermuara ke arah danau.
PT Nindya Karya yang mengerjakan proyek tanggul Danau Tua, melakukan pengerukan tanah di bagian dalam dari tanggul, guna mempermudah sumber mata air yang tertimbun tanggul bisa muncul kembali pada puncak musim hujan atau saat kandungan air dalam tanah mencapai titik jenuh.
Selain itu, warga juga minta kepada PT Nindya Karya untuk membuka jalur air masuk pada bagian tertentu dari tanggul, agar banjir dari luar kawasan genangan bisa mengalir masuk ke dalam areal sehingga menambah volume air.
Jika dua hal itu tidak dilakukan, warga yakin Danau Tua akan kering total pada setiap puncak musim kemarau, suatu peristiwa yang tidak pernah terjadi sebelumnya di danau yang sudah lama menjadi sumber penghidupan warga yang mengairi sekitar 1.200 hektare sawah.
Sumber: ANTARA News (Senin, 26 Oktober 2009 20:45 WIB)
"Pada tahun-tahun sebelumnya Danau Tua ini tidak pernah mengalami kekeringan sampai dasar danau paling dalam," kata Markus Lani, seorang warga setempat kepada dua anggota DPRD Nusa Tenggara Timur (NTT), masing-masing Nixon Messakh dan Sony Pandie yang berkunjung ke lokasi itu, Senin.
Danau Tua itu akhirnya berubah menjadi padang penggembalaan ternak sapi, kuda, domba dan kambing oleh penduduk setempat, juga tak ada lagi ikan mujair, gabus dan betok, nila yang menjadi sandaran hidup masyarakat sekitar danau.
Markus Lani yang juga mantan Kepala Desa Lalukoen, mengatakan, sebelum Dinas Kimpraswil NTT membangun tanggul di pinggir danau untuk memisahkan kawasan pemukiman dengan areal genangan, air danau tidak pernah kering.
"Setelah tanggul itu dibangun, air danau itu pun jadi kering total. Kami benar-benar heran," kata Lani menjelaskan kondisi danau tersebut kepada dua anggota DPRD NTT dari Fraksi Partai Golkar itu.
Diduga kuat, air danau itu menjadi kering karena kawasan genangan semakin sempit menyusul pembangunan tanggul tersebut.
Tanggul itu dibangun ke arah tengah sejauh puluhann meter tanpa menyiapkan saluran air masuk di bagian tertentu, sehingga aliran air dari luar areal genangan mengalir ke wilayah lain.
Di hadapan anggota DPRD NTT yang melakukan peninjauan, sejumlah warga yang menyampaikan keluhan mereka soal kekeringan danau tersebut, yang mengakibatkan usaha palawija tersendat.
Menurut warga, tanggul yang membentang dari utara ke selatan itu, letaknya bergeser puluhan meter ke dalam areal dan menutup sejumlah sumber mata air yang bermuara ke arah danau.
PT Nindya Karya yang mengerjakan proyek tanggul Danau Tua, melakukan pengerukan tanah di bagian dalam dari tanggul, guna mempermudah sumber mata air yang tertimbun tanggul bisa muncul kembali pada puncak musim hujan atau saat kandungan air dalam tanah mencapai titik jenuh.
Selain itu, warga juga minta kepada PT Nindya Karya untuk membuka jalur air masuk pada bagian tertentu dari tanggul, agar banjir dari luar kawasan genangan bisa mengalir masuk ke dalam areal sehingga menambah volume air.
Jika dua hal itu tidak dilakukan, warga yakin Danau Tua akan kering total pada setiap puncak musim kemarau, suatu peristiwa yang tidak pernah terjadi sebelumnya di danau yang sudah lama menjadi sumber penghidupan warga yang mengairi sekitar 1.200 hektare sawah.
Sumber: ANTARA News (Senin, 26 Oktober 2009 20:45 WIB)