Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Jawa Timur, Dewi J Putriatni, menyebutkan, Surabaya menduduki peringkat ketiga kota di kawasan Asia yang memiliki polusi udara tertinggi.
"Surabaya menduduki peringkat ketiga setelah Bangkok dan Jakarta sebagai kota di kawasan Asia yang polusi udaranya paling buruk," katanya di Surabaya, Jumat.
Ia mengaku prihatin dengan hasil survei yang dilakukan lembaga lingkungan hidup di Asia itu karena Surabaya merupakan kota yang hampir setiap tahun mendapatkan anugerah Adipura dari Departemen Lingkungan Hidup.
"Tentu ini sebuah ironi, Kota Surabaya yang hampir setiap tahun mampu menggondol Adipura, tapi malah menjadi kota dengan pencemaran udara terburuk," katanya.
Apalagi pada 2009 dari 38 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur, sebanyak 25 di antaranya telah mendapatkan Adipura yang penyerahan pialanya dilakukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
"Kami mendesak kepada Departemen Lingkungan Hidup untuk membenahi sistem penilaian dan penjurian Adipura," katanya.
Menurut Dewi, selama ini penilaian Adipura hanya difokuskan pada masalah kebersihan kota, termasuk sistem pembuangan sampah.
"Ke depan, jangan hanya variabel itu saja. Tapi kualitas udara di sebuah kota juga harus dimasukkan dalam kriteria penilaian," katanya.
Ia juga meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya untuk memperhatikan masalah polusi udara yang dianggapnya sangat mengganggu kesehatan masyarakat.
Sumber: ANTARA News (Jumat, 16 Oktober 2009 12:46 WIB)
"Surabaya menduduki peringkat ketiga setelah Bangkok dan Jakarta sebagai kota di kawasan Asia yang polusi udaranya paling buruk," katanya di Surabaya, Jumat.
Ia mengaku prihatin dengan hasil survei yang dilakukan lembaga lingkungan hidup di Asia itu karena Surabaya merupakan kota yang hampir setiap tahun mendapatkan anugerah Adipura dari Departemen Lingkungan Hidup.
"Tentu ini sebuah ironi, Kota Surabaya yang hampir setiap tahun mampu menggondol Adipura, tapi malah menjadi kota dengan pencemaran udara terburuk," katanya.
Apalagi pada 2009 dari 38 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur, sebanyak 25 di antaranya telah mendapatkan Adipura yang penyerahan pialanya dilakukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
"Kami mendesak kepada Departemen Lingkungan Hidup untuk membenahi sistem penilaian dan penjurian Adipura," katanya.
Menurut Dewi, selama ini penilaian Adipura hanya difokuskan pada masalah kebersihan kota, termasuk sistem pembuangan sampah.
"Ke depan, jangan hanya variabel itu saja. Tapi kualitas udara di sebuah kota juga harus dimasukkan dalam kriteria penilaian," katanya.
Ia juga meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya untuk memperhatikan masalah polusi udara yang dianggapnya sangat mengganggu kesehatan masyarakat.
Sumber: ANTARA News (Jumat, 16 Oktober 2009 12:46 WIB)