Surabaya (ANTARA News) - Penyebab peristiwa kebakaran hutan seluas 30 hektare di sekitar Kawah Ijen, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, hingga kini masih diselidiki.
"Sampai saat ini masih dalam penyelidikan. Tapi, kesimpulan sementara kami ada tiga hal penting terkait peristiwa kebakaran itu," kata Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Jatim, Noviarto Bambang, di Surabaya, Kamis.
Ketiga hal yang diduga menjadi penyebab kebakaran itu adalah proses eksploitasi belerang di kawah pada malam hari dengan menggunakan penerangan obor, wisatawan membuang puntung rokok, dan adanya unsur kesengajaan.
"Namun ada juga dugaan lain, yakni para petani membakar lahan di sekitar hutan sebelum ditanami kol pada musim hujan," katanya.
Menurut dia, petani tidak mau pusing-pusing mengeluarkan uang sehingga mereka membakarnya sendiri dan apinya menjalar ke lahan BKSDA.
Kebakaran yang terjadi dua pekan lalu menyisakan bara api yang tiba-tiba berubah besar karena tertiup angin.
Hingga saat ini BKSDA belum mengetahui secara pasti total kerugian akibat peristiwa kebakaran tersebut.
"Kami masih terus berupaya melakukan proses identifikasi penyebab kebakaran. Selain itu, upaya pemadaman kini juga masih terus dilakukan," katanya.
Upaya pemadaman yang dilakukan petugas sejauh ini masih menggunakan satu unit mobil pemadam kebakaran milik Perum Perhutani.
Noviarto menambahkan, peristiwa kebakaran di Kawah Ijen sering terjadi setiap tahun, terutama menjelang musim hujan.
Selama 2009, tercatat sebanyak dua kali terjadi kebakaran hutan di kawasan Kawah Ijen.
Sumber: ANTARA News (Kamis, 22 Oktober 2009 22:10 WIB)
"Sampai saat ini masih dalam penyelidikan. Tapi, kesimpulan sementara kami ada tiga hal penting terkait peristiwa kebakaran itu," kata Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Jatim, Noviarto Bambang, di Surabaya, Kamis.
Ketiga hal yang diduga menjadi penyebab kebakaran itu adalah proses eksploitasi belerang di kawah pada malam hari dengan menggunakan penerangan obor, wisatawan membuang puntung rokok, dan adanya unsur kesengajaan.
"Namun ada juga dugaan lain, yakni para petani membakar lahan di sekitar hutan sebelum ditanami kol pada musim hujan," katanya.
Menurut dia, petani tidak mau pusing-pusing mengeluarkan uang sehingga mereka membakarnya sendiri dan apinya menjalar ke lahan BKSDA.
Kebakaran yang terjadi dua pekan lalu menyisakan bara api yang tiba-tiba berubah besar karena tertiup angin.
Hingga saat ini BKSDA belum mengetahui secara pasti total kerugian akibat peristiwa kebakaran tersebut.
"Kami masih terus berupaya melakukan proses identifikasi penyebab kebakaran. Selain itu, upaya pemadaman kini juga masih terus dilakukan," katanya.
Upaya pemadaman yang dilakukan petugas sejauh ini masih menggunakan satu unit mobil pemadam kebakaran milik Perum Perhutani.
Noviarto menambahkan, peristiwa kebakaran di Kawah Ijen sering terjadi setiap tahun, terutama menjelang musim hujan.
Selama 2009, tercatat sebanyak dua kali terjadi kebakaran hutan di kawasan Kawah Ijen.
Sumber: ANTARA News (Kamis, 22 Oktober 2009 22:10 WIB)