Boyolali (ANTARA News) - Sebanyak 30.000 bibit tanaman cengkih bantuan dari pusat untuk konservasi lahan daerah aliran sungai (DAS) Serang di Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.
Bantuan langsung kepada kelompok tani dua desa di Ampel tersebut dari Direktorat Jenderal Pelestarian Lahan dan Air (PLA) akan ditanam di lahan seluas 300 hektare pada awal Desember 2009, kata Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan (Disperbunhut) Boyolali Hendrato Hudi di Boyolali, Rabu
Menurut Hendato, bibit tanaman cengkih akan diterima langsung kepada kelompok tani di Desa Jlarem sebanyak 175 ribu batang untuk lahan seluas 175 hektare dan Desa Ngadurejo 12,5 ribu batang untuk lahan 125 hektare.
Dipilihnya tanaman cengkih untuk konservasi lahan DAS di hulu sungai tersebut, kata dia, karena tanaman itu selain dapat untuk melestarikan air di daerah konservasi, dan juga dapat bermanfaat bagi petani setempat.
"Tanaman cengkih selain untuk pelestarian air di daerah hulu, hasil produksinya dari tanaman itu dapat menguntungkan para petani," katanya.
Selain itu, para petani setempat akan betul-betul memelihara tanaman cengkih tersebut karena mereka mengharapkan hasilnya sehingga tanaman itu akan tetap lestari di lahan konservasi tersebut.
"Tanaman cengkih akan tetap dijaga dengan baik karena petani mengharapkan hasil dari tanaman itu," katanya.
Hendrato menjelaskan, selain bantuan bibit tanaman cengkih dari pusat, Boyolali juga menerima dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sebanyak 5.500 batang untuk kelompok tani di Desa Sruni, Ringinlarik (Kecamatan Cepogo), Sumbung, Banyuanyar, Kembang (Ampel).
Bibit tanaman cengkih akan didistribusikan Desember 2009, antara lain Desa Sruni, Ringinlarik, Sumbung, dan Banyuanyar masing-masing menerima 1.000 batang. Sedangkan, Desa Kembang akan menerima 1.500 batang.
Menurut dia, bantuan bibit tanaman cengkih tersebut akan ditanaman secara serempak pada bulan Desember tahun ini bersama 12.970 batang tanaman yang sama dari APBD Kabupaten Boyolali 2009.
12.970 bibit tanaman cengkih untuk kelompok tani di Desa Jeruk dan Senden (Kecamatan Selo), Seboto, Banyuanyar, dan Kaligentong (Ampel), Cepogo, Genting, Gedangan, dan Kembangkuning (Cepogo), Musuk, ukorejo, Karangkendal, Karanganyar (Musuk).
"Setiap desa mendapatkan 1.000 bibit tanaman cengkih, kecuali Desa Genting hanya 970 batang," katanya.
Oleh karena itu, tanaman cengkih di Kabupaten Boyolali 2009 menambah luasannya sekitar 240 hektare dengan 48.470 batang sehingga total seluruhnya mencapai 1.093,93 haktare.
Kendati demikian, pihaknya meminta kepada para petani untuk melakukan perawatan tanaman cengkih dengan cara pemupukan organik maupun kimia secara intensif dan membersihkan lingkungan tanaman.
Petani diharapkan juga memperhatikan cara pemetikan bunga cengkih yang benar dengan menggunakan tangga dan tidak menarik rantingnya karena dapat merusak tanaman yang berdampak pada kurangnya produksi bunga.
"Produksi bunga cengkih kering Boyolali 2009 mencapai 164,12 ton. Harga bunga kering saat ini mencapai Rp50 ribu/kg sehingga dapat memotivasi para petani untuk lebih giat untuk meningkatkan produksinya," katanya.
Sumber: ANTARA News (Rabu, 18 November 2009 05:57 WIB)
Bantuan langsung kepada kelompok tani dua desa di Ampel tersebut dari Direktorat Jenderal Pelestarian Lahan dan Air (PLA) akan ditanam di lahan seluas 300 hektare pada awal Desember 2009, kata Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan (Disperbunhut) Boyolali Hendrato Hudi di Boyolali, Rabu
Menurut Hendato, bibit tanaman cengkih akan diterima langsung kepada kelompok tani di Desa Jlarem sebanyak 175 ribu batang untuk lahan seluas 175 hektare dan Desa Ngadurejo 12,5 ribu batang untuk lahan 125 hektare.
Dipilihnya tanaman cengkih untuk konservasi lahan DAS di hulu sungai tersebut, kata dia, karena tanaman itu selain dapat untuk melestarikan air di daerah konservasi, dan juga dapat bermanfaat bagi petani setempat.
"Tanaman cengkih selain untuk pelestarian air di daerah hulu, hasil produksinya dari tanaman itu dapat menguntungkan para petani," katanya.
Selain itu, para petani setempat akan betul-betul memelihara tanaman cengkih tersebut karena mereka mengharapkan hasilnya sehingga tanaman itu akan tetap lestari di lahan konservasi tersebut.
"Tanaman cengkih akan tetap dijaga dengan baik karena petani mengharapkan hasil dari tanaman itu," katanya.
Hendrato menjelaskan, selain bantuan bibit tanaman cengkih dari pusat, Boyolali juga menerima dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sebanyak 5.500 batang untuk kelompok tani di Desa Sruni, Ringinlarik (Kecamatan Cepogo), Sumbung, Banyuanyar, Kembang (Ampel).
Bibit tanaman cengkih akan didistribusikan Desember 2009, antara lain Desa Sruni, Ringinlarik, Sumbung, dan Banyuanyar masing-masing menerima 1.000 batang. Sedangkan, Desa Kembang akan menerima 1.500 batang.
Menurut dia, bantuan bibit tanaman cengkih tersebut akan ditanaman secara serempak pada bulan Desember tahun ini bersama 12.970 batang tanaman yang sama dari APBD Kabupaten Boyolali 2009.
12.970 bibit tanaman cengkih untuk kelompok tani di Desa Jeruk dan Senden (Kecamatan Selo), Seboto, Banyuanyar, dan Kaligentong (Ampel), Cepogo, Genting, Gedangan, dan Kembangkuning (Cepogo), Musuk, ukorejo, Karangkendal, Karanganyar (Musuk).
"Setiap desa mendapatkan 1.000 bibit tanaman cengkih, kecuali Desa Genting hanya 970 batang," katanya.
Oleh karena itu, tanaman cengkih di Kabupaten Boyolali 2009 menambah luasannya sekitar 240 hektare dengan 48.470 batang sehingga total seluruhnya mencapai 1.093,93 haktare.
Kendati demikian, pihaknya meminta kepada para petani untuk melakukan perawatan tanaman cengkih dengan cara pemupukan organik maupun kimia secara intensif dan membersihkan lingkungan tanaman.
Petani diharapkan juga memperhatikan cara pemetikan bunga cengkih yang benar dengan menggunakan tangga dan tidak menarik rantingnya karena dapat merusak tanaman yang berdampak pada kurangnya produksi bunga.
"Produksi bunga cengkih kering Boyolali 2009 mencapai 164,12 ton. Harga bunga kering saat ini mencapai Rp50 ribu/kg sehingga dapat memotivasi para petani untuk lebih giat untuk meningkatkan produksinya," katanya.
Sumber: ANTARA News (Rabu, 18 November 2009 05:57 WIB)