(ANTARA/FB Anggoro)
Pontianak (ANTARA News) - Gubernur Kalimantan Barat Cornelis mengingatkan perusahaan perkebunan untuk membuat embung di dalam kawasan guna mengantisipasi kebakaran lahan.
"Misalnya di tiap areal 500 hektare dibuat embung-embung supaya mudah mendapat air kalau terjadi kebakaran," kata Cornelis di Pontianak, Rabu.
Ia tidak memungkiri adanya perusahaan perkebunan yang "serakah" sehingga seluruh lahan digunakan untuk ditanami sawit.
"Jadi sulit kalau terjadi kebakaran," kata Cornelis. Ia menambahkan, sejak menjadi Gubernur Kalbar sudah berkali-kali keluar negeri untuk memenuhi undangan dan memberi penjelasan terkait isu-isu lingkungan.
Luas areal perkebunan yang terbakar di Kalbar sejak Januari hingga September mencapai 10.440,49 hektare.
Komoditi yang terbakar di antaranya kelapa sawit, karet, kopi, lada, dan kelapa dalam.
Lahan yang paling luas terbakar di Kabupaten Sambas yakni 3.887,5 hektare berupa perkebunan kelapa sawit di bulan Agustus lalu.
Sebanyak 19 perusahaan mengajukan Izin pembersihan lahan dengan luasan 53.310 hektare.
Sementara Bupati Sanggau Setiman H Sudin juga meminta perusahaan perkebunan untuk membuat embung dan sumur resapan di areal yang dikelola.
"Selain berfungsi untuk cadangan air di musim kemarau, juga bisa menjadi penampung ketika musim penghujan tiba," kata Setiman H Sudin.
Kepala Dinas Perkebunan Kalbar Idwar Hanis menambahkan, upaya mencegah kebakaran lahan masih terkendala komitmen petani yang masih rendah.
Selain itu peralatan dalam penanggulangan kebakaran hutan dan lahan di setiap perusahaan perkebunan besar maupun rakyat masih belum memadai.
Sumber: ANTARA News (Kamis, 19 November 2009 03:08 WIB)
Pontianak (ANTARA News) - Gubernur Kalimantan Barat Cornelis mengingatkan perusahaan perkebunan untuk membuat embung di dalam kawasan guna mengantisipasi kebakaran lahan.
"Misalnya di tiap areal 500 hektare dibuat embung-embung supaya mudah mendapat air kalau terjadi kebakaran," kata Cornelis di Pontianak, Rabu.
Ia tidak memungkiri adanya perusahaan perkebunan yang "serakah" sehingga seluruh lahan digunakan untuk ditanami sawit.
"Jadi sulit kalau terjadi kebakaran," kata Cornelis. Ia menambahkan, sejak menjadi Gubernur Kalbar sudah berkali-kali keluar negeri untuk memenuhi undangan dan memberi penjelasan terkait isu-isu lingkungan.
Luas areal perkebunan yang terbakar di Kalbar sejak Januari hingga September mencapai 10.440,49 hektare.
Komoditi yang terbakar di antaranya kelapa sawit, karet, kopi, lada, dan kelapa dalam.
Lahan yang paling luas terbakar di Kabupaten Sambas yakni 3.887,5 hektare berupa perkebunan kelapa sawit di bulan Agustus lalu.
Sebanyak 19 perusahaan mengajukan Izin pembersihan lahan dengan luasan 53.310 hektare.
Sementara Bupati Sanggau Setiman H Sudin juga meminta perusahaan perkebunan untuk membuat embung dan sumur resapan di areal yang dikelola.
"Selain berfungsi untuk cadangan air di musim kemarau, juga bisa menjadi penampung ketika musim penghujan tiba," kata Setiman H Sudin.
Kepala Dinas Perkebunan Kalbar Idwar Hanis menambahkan, upaya mencegah kebakaran lahan masih terkendala komitmen petani yang masih rendah.
Selain itu peralatan dalam penanggulangan kebakaran hutan dan lahan di setiap perusahaan perkebunan besar maupun rakyat masih belum memadai.
Sumber: ANTARA News (Kamis, 19 November 2009 03:08 WIB)