Palangkaraya (ANTARA News) - Tim Ekspedisi I Sapat Hawung yang tengah mendaki pegunungan Muller di hulu Kalimantan Tengah menemukan sejumlah spesies baru tanaman anggrek.
"Hasil identifikasi awal terdapat sejumlah temuan anggrek baru yang belum dapat diklasifikasikan," kata Sekretaris Posko Ekspedisi I Sapat Hawung Kalteng, Mirta di Palangkaraya, Kamis.
Tim beranggotakan 24 orang pegiat lingkungan di Kalimantan Tengah memulai kegiatan pada 4 November lalu dari Palangkaraya menuju Cagar Alam Bukit Sapat Hawung, di Murung Raya, dalam upaya pelestarian orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus).
Tim tersebut dilaporkan baru dapat memasuki Bukit Sapat Hawung pada hari ketujuh ekspedisi setelah sebelumnya lima hari berjalan kaki dari desa paling hulu yakni Desa Kalasin, Kecamatan Uut Murung, Kabupaten Murung Raya.
Mirta mengatakan, meski tujuan utama tim mengetahui habitat dan populasi orangutan, tim ekspedisi juga melakukan survei untuk mengetahui status keanekaragaman hayati dan tipe-tipe ekosistem di wilayah itu.
"Selain anggrek, sejumlah tanaman spesies baru juga ditemukan. Kami belum dapat mengidentifikasikan karena tim masih berkemah di lokasi hingga akhir November mendatang," jelas Mirta.
Sementara untuk habitat orangutan sendiri, tim tersebut masih melakukan penyelidikan karena hingga saat ini belum ditemukan secara langsung meski diperkirakan terdapat tiga lokasi habibat alami orangutan di perbukitan itu.
Sementara itu Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi Kalimantan Tengah Mega Harianto mengatakan Cagar Alam Sapat Hawung yang merupakan bagian dari Pegunungan Muller saat ini relatif masih merupakan kawasan hutan perawan (virgin forest).
"Sebagian diantara kawasan seluas 239.000 hektare itu memang telah berubah jadi hutan sekunder karena aktivitas HPH puluhan tahun lalu, tetapi sebagian besar masih aman sebagai hutan," kata Mega.
Cagar Alam Bukit Sapat Hawung merupakan bagian dari pengelolaan kawasan konservasi di wilayah kerja "Heart of Borneo" yang berada di wilayah tengah gugusan pegunungan di Pulau Kalimantan.
Sapat Hawung berada di Provinsi Kalimantan Tengah dan berbatasan dengan Kalimantan Timur, yang oleh penduduk setempat sering disebut "Baring Hawun" karena bukit tinggi yang memanjang ini bagian puncaknya hampir selalu ditutupi kabut.
Berdasarkan informasi dari warga desa-desa di sekitar kawasan seperti Tumbang Jojang, Tumbang Keramu, Tumbang Tujang, dan Tumbang Topus, hanya para pencari gaharu dan sarang burung walet yang selama ini menjelajahi kawasan Bukit Sapat Hawung.
Sumber: ANTARA News (Kamis, 12 November 2009 18:10 WIB)
"Hasil identifikasi awal terdapat sejumlah temuan anggrek baru yang belum dapat diklasifikasikan," kata Sekretaris Posko Ekspedisi I Sapat Hawung Kalteng, Mirta di Palangkaraya, Kamis.
Tim beranggotakan 24 orang pegiat lingkungan di Kalimantan Tengah memulai kegiatan pada 4 November lalu dari Palangkaraya menuju Cagar Alam Bukit Sapat Hawung, di Murung Raya, dalam upaya pelestarian orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus).
Tim tersebut dilaporkan baru dapat memasuki Bukit Sapat Hawung pada hari ketujuh ekspedisi setelah sebelumnya lima hari berjalan kaki dari desa paling hulu yakni Desa Kalasin, Kecamatan Uut Murung, Kabupaten Murung Raya.
Mirta mengatakan, meski tujuan utama tim mengetahui habitat dan populasi orangutan, tim ekspedisi juga melakukan survei untuk mengetahui status keanekaragaman hayati dan tipe-tipe ekosistem di wilayah itu.
"Selain anggrek, sejumlah tanaman spesies baru juga ditemukan. Kami belum dapat mengidentifikasikan karena tim masih berkemah di lokasi hingga akhir November mendatang," jelas Mirta.
Sementara untuk habitat orangutan sendiri, tim tersebut masih melakukan penyelidikan karena hingga saat ini belum ditemukan secara langsung meski diperkirakan terdapat tiga lokasi habibat alami orangutan di perbukitan itu.
Sementara itu Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi Kalimantan Tengah Mega Harianto mengatakan Cagar Alam Sapat Hawung yang merupakan bagian dari Pegunungan Muller saat ini relatif masih merupakan kawasan hutan perawan (virgin forest).
"Sebagian diantara kawasan seluas 239.000 hektare itu memang telah berubah jadi hutan sekunder karena aktivitas HPH puluhan tahun lalu, tetapi sebagian besar masih aman sebagai hutan," kata Mega.
Cagar Alam Bukit Sapat Hawung merupakan bagian dari pengelolaan kawasan konservasi di wilayah kerja "Heart of Borneo" yang berada di wilayah tengah gugusan pegunungan di Pulau Kalimantan.
Sapat Hawung berada di Provinsi Kalimantan Tengah dan berbatasan dengan Kalimantan Timur, yang oleh penduduk setempat sering disebut "Baring Hawun" karena bukit tinggi yang memanjang ini bagian puncaknya hampir selalu ditutupi kabut.
Berdasarkan informasi dari warga desa-desa di sekitar kawasan seperti Tumbang Jojang, Tumbang Keramu, Tumbang Tujang, dan Tumbang Topus, hanya para pencari gaharu dan sarang burung walet yang selama ini menjelajahi kawasan Bukit Sapat Hawung.
Sumber: ANTARA News (Kamis, 12 November 2009 18:10 WIB)