Pandeglang (ANTARA News) - Populasi badak jawa (rhinoceros sondaicus) di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten diperkirakan sekitar 50 ekor.
"Populasinya relatif sedikit, ini karena masa perkembangbiakan hewan ini termasuk sulit, apalagi badak yang ada sebagian besar merupakan pejantan," kata Kepala Balai TNUK Agus Priambudi usai acara penanaman pohon di kawasan Gunung Honje yang juga masuk dalam wilayah TNUK itu, Senin.
Ia menjelaskan belum pernah menemukan adanya perburuan terhadap badak bercula satu itu. Hewan langka itu jika mati dikarenakan usia tua atau sakit.
Dalam beberapa tahun terakhir tim dari TNUK menemukan badak yang mati sekitar tujuh ekor, enam di antaranya karena faktor usia dan satu ekor lainnya disebabkan sakit.
Badak jawa, kata dia, termasuk binatang berusia lama karena bisa hidup hingga 40 tahun. Hewan bercula satu itu hanya hidup di TNUK yang populasinya saat ini sekitar 50 ekor dan di Vietnam tidak lebih 10 ekor, sebagian besar betina.
Guna mengatahui perkembangan populasi hewan langka itu, TNUK bekerja sama dengan berbagai pihak di antaranya WWF (World Wide Fund For Nature) secara rutin melakukan sensus.
Selain itu, juga beberapa wilayah yang mejadi "perputaran" binatang tersebut telah dipasangi kamera pengintai. Jumlah kamera yang terpasang sebanyak 30 unit dan seluruhnya berfungsi.
Untuk melestarikan hewan langka itu, menurut dia, sudah ada donatur dari Amerika Serikat yang siap memberikan bantuan untuk penangkaran pengembangbiakkan badak jawa tersebut.
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dunia juga siap membantu seperti dari Executive Director International Rhino Foundation Susie Eliis, Kimsei Vier (Tulsa Zoo), dan Ruchweet (Miami).
Dia menyebutkan, penangkaran Badak Jawa itu yang akan dijadikan taman marga satwa dunia (TMSD) akan difokuskan di Gunung Honje dengan luas 4.000 hektare.
"Jika penangkaran itu berhasil tentu pengunjung bisa melihat langsung kehidupan Badak. Sebab, saat ini warga belum mengetahui keberadaan badak jawa tersebut," ujar Agus.
Ia juga menjelaskan, saat ini, spesies badak di dunia ada lima jenis yakni badak hitam (diceros bicornis), badak putih (ceratotherium simum), badak india (rhinoceros unicornis), badak sumatera (dicerorhinus sumatrensis) dan badak jawa (rhinoceros sondaicus)
Sumber: ANTARA News (Senin, 28 Desember 2009 17:55 WIB)
"Populasinya relatif sedikit, ini karena masa perkembangbiakan hewan ini termasuk sulit, apalagi badak yang ada sebagian besar merupakan pejantan," kata Kepala Balai TNUK Agus Priambudi usai acara penanaman pohon di kawasan Gunung Honje yang juga masuk dalam wilayah TNUK itu, Senin.
Ia menjelaskan belum pernah menemukan adanya perburuan terhadap badak bercula satu itu. Hewan langka itu jika mati dikarenakan usia tua atau sakit.
Dalam beberapa tahun terakhir tim dari TNUK menemukan badak yang mati sekitar tujuh ekor, enam di antaranya karena faktor usia dan satu ekor lainnya disebabkan sakit.
Badak jawa, kata dia, termasuk binatang berusia lama karena bisa hidup hingga 40 tahun. Hewan bercula satu itu hanya hidup di TNUK yang populasinya saat ini sekitar 50 ekor dan di Vietnam tidak lebih 10 ekor, sebagian besar betina.
Guna mengatahui perkembangan populasi hewan langka itu, TNUK bekerja sama dengan berbagai pihak di antaranya WWF (World Wide Fund For Nature) secara rutin melakukan sensus.
Selain itu, juga beberapa wilayah yang mejadi "perputaran" binatang tersebut telah dipasangi kamera pengintai. Jumlah kamera yang terpasang sebanyak 30 unit dan seluruhnya berfungsi.
Untuk melestarikan hewan langka itu, menurut dia, sudah ada donatur dari Amerika Serikat yang siap memberikan bantuan untuk penangkaran pengembangbiakkan badak jawa tersebut.
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dunia juga siap membantu seperti dari Executive Director International Rhino Foundation Susie Eliis, Kimsei Vier (Tulsa Zoo), dan Ruchweet (Miami).
Dia menyebutkan, penangkaran Badak Jawa itu yang akan dijadikan taman marga satwa dunia (TMSD) akan difokuskan di Gunung Honje dengan luas 4.000 hektare.
"Jika penangkaran itu berhasil tentu pengunjung bisa melihat langsung kehidupan Badak. Sebab, saat ini warga belum mengetahui keberadaan badak jawa tersebut," ujar Agus.
Ia juga menjelaskan, saat ini, spesies badak di dunia ada lima jenis yakni badak hitam (diceros bicornis), badak putih (ceratotherium simum), badak india (rhinoceros unicornis), badak sumatera (dicerorhinus sumatrensis) dan badak jawa (rhinoceros sondaicus)
Sumber: ANTARA News (Senin, 28 Desember 2009 17:55 WIB)