2009-12-20

Anak Duyung Terdampar di Tanjung Benoa

Badung,(ANTARA News) - Seekor anak dugong (dugong dugon) atau yang akrab di masyarakat sebagai duyung diselamatkan oleh anggota Kepolisian Perairan Tanjung Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali.

Direktur Polair Polda Bali Ajun Komisaris Besar Polisi Oka Eswara Dwi Asoka Candrana saat dikonfirmasi di Tanjung Benoa, Senin membenarkan hal ini dan ikan itu sudah diserahkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) karena tergolong jenis mamalia laut yang dilindungi.

"Anggota yang saat patroli, Minggu (13/12) sekitar pukul 10.45 wita melihat ada kerumunan anak buah kapal (ABK). Setelah didekati, ternyata mereka sedang menyelamatkan anak duyung ke tepi laut," katanya.

Dugongs adalah mamalia laut yang saat dewasa mencapai hingga tiga meter dengan berat mencapai 400 kilogram. Dugong juga dikenal sebagai "sapi laut" karena memakan rumput laut dan akar tanaman air yang ada di perairan pantai. Dugongs memiliki ekor "fluked" yang memungkinkan mereka untuk berenang.

Kini ikan yang dengan panjang sekitar satu meter dan berat kurang lebih 30 kilogram ini masih menjalani proses rehabilitasi guna menyembuhkan luka di bagian kepala sebelum dikembalikan ke habitat aslinya.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala BKSDA Denpasar Istanto membenarkan dan sekarang ikan itu ditempatkan di tempat penangkaran koral milik warga setempat yang memang ada sirkulasi airnya.

"Sementara ini belum bisa dikembalikan ke laut lepas karena luka di kepalanya belum sembuh," ujar dia.

Diduga luka itu terkena jaring nelayan kapal besar yang mengenai bagian kepalanya.

Istanto mengatakan, kelompok ikan dugongs ini memang hidup menjelajah di kawasan pantai bagian selatan. "Mungkin saja anak ikan dugongs ini terpisah dari rombongan ketika melakukan penjelajahan bersama para rombongannya," urai dia.

Kawasan pantai di Bali memang kerap dilintasi hewan penjelajah seperti paus, dan dugongs. "Yang paling sering kami temukan itu lumba-lumba," kata dia.

Pemulihan kesehatan mamalia laut ini membutuhkan waktu kurang lebih selama sepekan sebelum akhirnya diputuskan untuk dilepas ke habitat aslinya.


Sumber: ANTARA News (Senin, 14 Desember 2009 12:22 WIB)
Privacy Policy - KELOMPOK PEDULI ALAM DJEMARI PEKANBARU (Riau) Copyright @ 2011 - Theme by djemari.org