Jakarta (ANTARA News) - Lembaga swadaya masyarakat Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) mengharapkan ketegasan Amerika Serikat (AS) terkait dampak perubahan iklim dalam Konferensi PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC) yang akan digelar di Kopenhagen, Denmark.
Harapan besar tersebut dituangkan Walhi bersama puluhan aktivis lingkungan lainnya dalam aksi unjuk rasa di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat, di Jakarta, Rabu.
Aktivis yang ikut bergabung bersama Walhi dalam aksi tersebut di antaranya Serikat Petani Indonesia (SPI), Koalisi Anti Utang (KAU) dan Lingkar Studi-Aksi untuk Demokrasi Indonesia (LS-ADI).
Dalam aksi tersebut mereka bersepeda dari Tugu Tani, kawasan Menteng hingga Kedutaan Besar Amerika. Selama perjalanan itu, aksi mereka diiringi musik tanjidor.
Koordinator aksi M Arif dalam orasinya mengatakan, Amerika Serikat dapat memberikan solusi terkait dampak perubahan iklim dalam konvensi badan dunia yang akan berlangsung di Kopenhagen dan dihadiri para pemimpin negara tersebut.
Pasalnya, Walhi menilai Amerika Serikat sebagai negara pengemisi terbesar bertanggung jawab atas lebih dari 35 persen total emisi gas rumah kaca dunia.
Namun hingga saat ini, menurut Walhi, dunia masih belum bersedia mengambil langkah drastis pengurangan emisi mereka sebesar 40 pesen.
Amerika Serikat justru menetapkan target yang sangat kecil dibandingkan pihak-pihak lain yang terlibat, hanya sebesar 16 persen dari level emisi saat ini.
Keengganan AS ini dikhawatirkan menjadi pemicu negara-negara lain untuk mengurangi target emisi mereka dan menghambat tercapainya langkah kongkret dalam perundingan Kopenhagen.
"Untuk itu kami dari gerakan petani, aktivis lingkungan, mahasiswa mendesak Amerika Serikat untuk bertanggung jawab terhadap cemaran gas rumah kaca yang dilakukan selama ini, dengan melakukan langkah drastis pengurangan emisi domestik hingga 40 persen pada tahun 2020," katanya.
Sumber: ANTARA News (Rabu, 2 Desember 2009 17:04 WIB)