Bogor (ANTARA News) -Sebagian besar daerah aliran sungai (DAS) yang tersebar di Pulau Jawa berada dalam keadaan kritis, kata pakar lingkungan dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof Dr Surjono Hadi Sutjahjo, Rabu.
Dalam perbincangan dengan ANTARA di Bogor, Prof Dr Surjono Hadi Sutjahjo mengingatkan, kerusakan pada sebagian besar DAS di Jawa perlu segera ditangani, agar tidak menimbulkan konsekwensi lebih besar lagi bagi kerusakan ekologi.
"Sebagian besar DAS di Jawa kondisinya kritis akibat kerusakan lingkungan pada hulu dan hilir. Hal ini perlu segera diangani, agar kerusakan yang terjadi tidak semakin parah," kata Prof Surjono, anggota tim panel ahli 100 Hari SBY-Boediono yang disiarkan oleh salah satu stasiun televisi swasta.
Lebih lanjut Surjono mengemukakan, saat ini di Jawa terdapat 141 DAS. Dari jumlah tersebut tercatat ada 116 DAS yang kritis. Bahkan 16 DAS masuk dalam aktegori kritis 1 alias sangat kritis.
Menurut Ketua Program Studi Pengelolaan Sumberdayaalam dan Lingkungan (PSL) Pascasarjana IPB tersebut, kritisnya sebagian besar DAS di Jawa menunjukkan kerusakan lingkungan dalam skala luas.
"Ada lebih dari 2,5 juta hektar lahan kritis di Jawa. Fenomena ini telah memberikan akibat-akibat yang besar," tuturnya.
Surjono menyampaikan, frekuensi banjir dan longsor di musim hujan akan semakin tinggi, pasalnya ada 762 titik rawan longsor di Jawa. Hal tersebut berdampak pada kekeringan saat musim kemarau serta meimbulkan bencana banjir saat musim hujan.
Sebagai solusi mengatasi persoalan tersebut, Surjono berpandangan, perlunya revitalisasi kelembagaan yang mampu mengoordinas berbagai instansi terkait.
"Masalah sumberdaya air dan lingkungan melibatkan banyak pemangku kepentingan. Karena itu penyelesaiannya harus dilakukan secara terpadu," imbuhnya.
Sumber: ANTARA News (Rabu, 9 Desember 2009 20:26 WIB)
Dalam perbincangan dengan ANTARA di Bogor, Prof Dr Surjono Hadi Sutjahjo mengingatkan, kerusakan pada sebagian besar DAS di Jawa perlu segera ditangani, agar tidak menimbulkan konsekwensi lebih besar lagi bagi kerusakan ekologi.
"Sebagian besar DAS di Jawa kondisinya kritis akibat kerusakan lingkungan pada hulu dan hilir. Hal ini perlu segera diangani, agar kerusakan yang terjadi tidak semakin parah," kata Prof Surjono, anggota tim panel ahli 100 Hari SBY-Boediono yang disiarkan oleh salah satu stasiun televisi swasta.
Lebih lanjut Surjono mengemukakan, saat ini di Jawa terdapat 141 DAS. Dari jumlah tersebut tercatat ada 116 DAS yang kritis. Bahkan 16 DAS masuk dalam aktegori kritis 1 alias sangat kritis.
Menurut Ketua Program Studi Pengelolaan Sumberdayaalam dan Lingkungan (PSL) Pascasarjana IPB tersebut, kritisnya sebagian besar DAS di Jawa menunjukkan kerusakan lingkungan dalam skala luas.
"Ada lebih dari 2,5 juta hektar lahan kritis di Jawa. Fenomena ini telah memberikan akibat-akibat yang besar," tuturnya.
Surjono menyampaikan, frekuensi banjir dan longsor di musim hujan akan semakin tinggi, pasalnya ada 762 titik rawan longsor di Jawa. Hal tersebut berdampak pada kekeringan saat musim kemarau serta meimbulkan bencana banjir saat musim hujan.
Sebagai solusi mengatasi persoalan tersebut, Surjono berpandangan, perlunya revitalisasi kelembagaan yang mampu mengoordinas berbagai instansi terkait.
"Masalah sumberdaya air dan lingkungan melibatkan banyak pemangku kepentingan. Karena itu penyelesaiannya harus dilakukan secara terpadu," imbuhnya.
Sumber: ANTARA News (Rabu, 9 Desember 2009 20:26 WIB)