2009-07-06

Kesehatan Warga Mulai Terganggu_Keluar Rumah, Langsung Asma

PEKANBARU (RP) - Intensitas asap di Kota Pekanbaru akhir-akhir ini terasa semakin meningkat. Hal ini terlihat dari semakin berkurangnya jarak pandang dan berdasarkan data Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) yang tergolong sedang dengan PM10 bernilai 70, SO2 bernilai 10, CO bernilai 15, O3 bernilai 20 dan NO2 bernilai 10. Kondisi ini pun mulai meresahkan masyarakat. Tak sedikit yang mengaku mengalami sesak nafas, batuk, asma, bahkan ISPA.

Hajar (40) terbaring lemah di kamar RSUD Arifin Achmad, Ahad (5/6) pukul 12.00 WIB. Wajahnya dan bibirnya memutih pucat karena kekurangan oksigen. Di ruang Instalasi Rawat Darurat (IRD), Hajar diberi oksigen yang terlihat menempel di hidungnya. Penyakit asma yang sudah lima tahun tidak kambuh, kemarin terlihat menyerangnya karena kondisi udara yang tidak baik bagi kesehatan.

Dokter Jaga IRD RSUD Arifin Achmad, dr Ade Prima mengatakan bahwa asma yang diderita Hajar kemungkinan bisa disebabkan oleh kabut asap. Dan dari pukul 08.00 WIB sampai 12.00 WIB, RSUD belum menerima pasien yang menderita Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) tapi RSUD sudah menerima dua orang pasien yang penyakit asmanya kambuh.

‘’Dari tadi pagi, kami belum menerima pasien karena ISPA tapi sudah ada dua pasien yang asmanya kambuh. Kemungkinan asma yang mereka derita bisa disebabkan oleh meningkatnya ketebalan kabut asap di luar sana,’’ ujar Ade.

Nurhayati (40) istri Hajar, warga Jalan Hang Tuah Gang Sentosa nomor 17 saat ditemui oleh Riau Pos terlihat sedang memperlihatkan kartu Askesnya pada salah seorang petugas RSUD. Nurhayati mengatakan bahwa pada pagi hari suaminya masih segar bugar, tapi setelah keluar rumah sebentar suaminya terlihat pucat dan langsung masuk rumah kembali.

‘’Bapak tadi pagi masih segar, mungkin karena keluar rumah dan kondisi udara sangat parah maka penyakit asma bapak kambuh lagi, padahal sudah lima tahun penyakitnya tidak kambuh,’’ terang Nurhayati.

Menurut Nurhayati, suaminya sudah menderita asma dari kecil tapi saat suaminya sudah dewasa dan bersamanya, penyakit asma itu jarang kambuh, malahan lima tahun terakhir suaminya tidak pernah menderita sesak nafas lagi. Lima tahun sudah Nurhayati merasa lega dan sangat aman sekali tanpa rasa was-was saat suaminya jauh darinya. Kini rasa was-was itu datang lagi dan dia tidak berani meninggalkan suaminya.

‘’Saat tadi bapak sesak nafas lagi, saya jadi panik karena sudah lama saya tidak melihatnya sesak nafas, malahan saya berfikir bahwa asmanya sudah sembuh total. Tiba-tiba tadi pagi beliau sesak nafas maka saya langsung bawa ke RSUD ini, memang tadi pagi disekeliling rumah kami diselimuti kabut pekat sekali, sampai rumah tetangga yang agak jauh tidak terlihat lagi,’’ ujar Nurhayati.

Indra Winarno (37), warga lainnya yang ditemui Riau Pos, Ahad (5/7) di salah satu halte bus di Jalan Jenderal Sudirman juga mengaku cukup terganggu dengan kondisi kabut asap yang pekat kemarin. ‘’Selain tidak baik bagi kesehatan, kabut asap juga berbahaya bagi pengendara kendaraan bermotor, karena jarak pandang yang terbatas, sehingga bisa menyebabkan kecelakaan di jalan,’’ ujar warga Jalan Imam Munandar ini.

Keluhan juga diutarakan Adi, warga Labuhbaru Timur. Sebagai pengendara sepeda motor, kabut asap yang cukup tebal kemarin sempat membuat nafasnya sesak. Tak hanya itu, ia pun batuk-batuk. ”Saya baru berpikir untuk memakai masker kalau kabut asap sepetrti ini terjadi terus menerus,’” ujarnya.(cr9/cr6/yls)


Sumber: Harian Pagi Riau Pos (Senin, 06 Juli 2009 , 07:54:00)
Privacy Policy - KELOMPOK PEDULI ALAM DJEMARI PEKANBARU (Riau) Copyright @ 2011 - Theme by djemari.org