Laporan Abu Kasim dan Wiwik Werdaningsih, Siak
JUMLAH titik panas (hotspot) untuk wilayah Kabupaten Siak mengalami peningkatan, jika dibanding tiga hari sebelumnya yang hanya mencapai empat titik. Puncak hotspot di Kabupaten Siak terjadi Sabtu (4/7), mencapai 18 titik api yang menyebar di Kecamatan Siak, Mempura, Dayun, Pusako dan Kecamatan Sungaiapit.
Bahkan asap tebal dan sangat mengganggu jarak pandang bagi masyarakat yang berkendaraan dan harus menyalakan lampu di jalan raya terjadi Ahad (5/7), khususnya di Perawang yang mencapai 500 meter. Meski di Perawang terjadi asap tebal, lain halnya di Kota Siak, malah sebaliknya cerah. Karena sejak pukul 09.00 WIB sampai pukul 14.30 WIB Siak sempat diguyur hujan deras dan gerimis.
Hanya saja ada beberapa titik api, khususnya di daerah rawan kebakaran yang umumnya lahan gambut malah tidak diguyur hujan. Sehingga sejak Jumat sore lalu, ada titik api yang sempat membesar membakar lahan gambut milik masyarakat, termasuk di KM 8 tak jauh dari SPBU Mempura.
‘’Jumlah hotspot meningkat, jika dibandingkan dua hari lalu. Titik api pada Sabtu (4/7) yang dipantau Satlit NOAA, mencapai 18,’’ ujar Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Siak Drs H Nuzirwan Aziz kepada Riau Pos, Ahad (5/7) di Siak.
Dikatakan Nuzirwan, titik hotspot 4 Juli 2009 di Sumatera mencapai 277. Khusus untuk Riau mencapai 165 titik dengan rincian di Bengkalis 33, Dumai 11, Inhil 13, Inhu 5, Kampar 10, Pekanbaru 2, Pelalawan 21, Rohil 37, Rohul 14, Kuansing 1 dan Siak 18 titik. Data ini bersumber dari BLH Provinsi Riau.
Sedangkan 18 titik api yang ditemukan di Kabupaten Siak, Nuzirwan mengaku tidak tahu. Karena untuk mengetahui adalah wewenang Dinas Kehuatan, tapi pihaknya akan terus melakukan pemantauan di lapangan. Karena tim Satkorlak penanggulangan kebakatan terus melakukan pemantauan di lapangan.
Tapi Nuzirwan mengharapkan, masyarakat tetap waspada dan tidak membakar lahan saat musim kemarau. Karena kondisi cuaca saat ini masih kemarau panjang, jika pun terjadi hujan kondisinya sangat minim. Makanya yang terpenting masyarakat tidak membakar lahan untuk membuka perkebunan.
Sedangkan Kabid Perlindungan Rehabilitasi Hutan dan lahan Dishutbun Khairul Huda SPi yang dikonfirmasi tentang titik api yang terdapat di Kabupaten Siak mengatakan, untuk titik hotspot memang letaknya cukup banyak di Siak. Tapi titik api itu sifatnya hanya spot saja dan itu akibat pembakaran lahan oleh masyarakat.
Ia mengatakan, titik hotspot yang terbanyak adalah di Jalan Jembatan Siak-Dayun, jumlahnya cukup banyak dan hanya sesaat. Mungkin hotspot seperti ini yang terpantau oleh satlit. Sedangkan titik api yang lain terdapat di KM 8 Jalan Simpang Siak-Dayun, tepatnya di sebelah pipa BOB. Bahkan kebakaran itu membakar kebun sawit milik masyarakat setempat.
Untuk menanggulangi kebakaran ini Khairul mengatakan, Tim Manggala Agni terus siaga di lapangan. Bahkan ketika mengetahui ada titik api tim langsung bergerak untuk memadamkan. Sedangkan kendala di lapangan, tim kesulitan untuk mendapatkan sumber air, sehingga pemadaman api lamban.
Selain itu ia juga mengatakan, titik api sebenarnya sudah padam, hanya saja karena kebakaran itu di lahan gambut sehingga menimbulkan asap tebal. Ditambah lagi jika tiupan angin kencang maka api akan kembali menyala. ‘’Tim kita masih berada di lapangan untuk memadamkan api. Bahkan selama satu bulan ini tidak ada kembali ke rumah dan terus siaga secara bergiliran di lapangan,’’ ujarnya.(rnl)
Sumber: Harian Pagi Riau Pos (Senin, 06 Juli 2009 , 08:14:00)