Beijing (ANTARA News/Xinhuanet-OANA) - Banyak ahli margasatwa memperingatkan terumbu karang di dunia mungkin akan punah paling lambat pada akhir abad ini jika jumlah karbon dioksida (CO2) di atmosfir tidak dikurangi.
Dalam pertemuan di London, Senin, para ahli terkemuka margasatwa menyatakan bahwa langkah buangan gas yang diramalkan berarti tingkat 450 bagian per juta CO2 di atmosfir akan dicapai paling lambat pada 2050.
Buangan itu akan mengarah kepada peningkatan keasaman kondisi samudra dan pemanasan temperatur air, yang akan mematikan terumbu karang dalam beberapa dasawarsa selanjutnya.
"Dapur mulai terbakar dan api itu kian menyebar ke seluruh bangunan," kata Alex Rogers dari Zoological Society of London dan International Program on the State of the Ocean.
"Jika kita bertindak cepat dan secara meyakinkan kita mungkin akan dapat memadamkannya sebelum kerusakan jadi tak dapat diubah," katanya.
Terumbu karang adalah tempat berteduh dan perawatan penting bagi ikan dan makhluk hidup lain di dalam laut.
Terumbu karang juga melindungi garis pantai, menyediakan sumber penting makanan bagi jutaan orang, menarik wisatawan dan menjadi tempat penyimpanan obat yang potensial bagi penyakit kanker dan penyakit lain.
Yang terbesar adalah Great Barrier Reef, kumpulan 2.900 terumbu karang di sepanjang 2.100 kilometer pantai timur-laut Australia di taman laut dengan ukuran seluas negara Jerman.(*)
Sumber: ANTARA News (Selasa, 7 Juli 2009 20:52 WIB)