Populasi burung tekukur botol di habitatnya di hutan konservasi Taman Nasional Gunung Halimun-Salak (TNGHS) diperkirakan tinggal puluhan ekor. Angka itu didapat berdasar survei dengan pemasangan kamera trap di lokasi-lokasi yang kerapkali dijadikan tempat berlindung tekukur.
"Saya kira populasi burung tekukur botol di hutan ini terancam punah," kata Kepala Seksi Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Lebak, Nurly Edlinar, Minggu (28/6).
Burung tekukur botol memiliki bunyi merdu dan warna yang khas. Burung yang dilindungi oleh pemerintah tersebut berkembangbiak di dataran tinggi dan pegunungan dengan suhu dingin.
"Saat ini, keberadaan burung tekukur botol sangat mengkhawatirkan karena diperkirakan tinggal puluhan ekor lagi," katanya.
Menurut dia, berkurangnya burung langka itu akibat kerusakan hutan juga perburuan oleh manusia. Kerusakan hutan konservasi TNGHS tercatat seluas 24.550 hektare dari 113.357 hektare yang meliputi Kabupaten Sukabumi, Bogor dan Kabupaten Lebak.
"Jika hutan dirusak tentu mereka akan kehilangan makanan yang ada di pohon-pohon besar itu," katanya.
Oleh karena itu, pihaknya meminta kepada masyarakat agar tidak melakukan penebangan liar yang menyebabkan rusaknya habitat satwa yang dilindungi itu.
Sumber : Antara