MEMPURA (RP) - Sejak dua hari terakhir, khususnya pada malam hari warga Desa Benteng Hulu Darat ketakutan. Mereka diteror binatang buas jenis beruang yang sering memangsa unggas peliharaan warga. Bahkan warga yang sempat melakukan aksi perlawanan dengan menggunakan senapan angin, menembak seekor beruang berukuran orang dewasa. Namun binatang itu tidak mempan ditembus peluru senapan angin.
Supaya unggas tidak menjadi mangsa, sejumlah warga langsung memasang perangkap, baik dengan menggunakan perangkap besi maupun dengan cara memasang alat setrum. Sehingga tindakan warga ini sangat membahayakan diri mereka sendiri. Warga juga meminta instansi terkait untuk segera mencarikan solusi menangkap binatang buas tersebut.
‘’Sudah dua malam ini beruang seukuran manusia dewasa menyerang ternak masyarakat. Bahkan dalam satu malam beruang itu datang berulang kali ke kandang ayam saya di belakang rumah, karena kita takut ya didiamkan saja,’’ ujar Darwoto, salah seorang warga Desa Benteng Hulu Darat kepada Riau Pos, Senin (22/6) di rumahnya.
Menurutnya, beruang yang memakan ayam peliharaanya terjadi pada malam pekan lalu sekitar pukul 02.00 WIB dan bunyi suara beruang itu memang sangat menakutkan. Binatang itu sempat ditembak dengan senapan angin, tapi pelunya tidak bisa menembus tubuh beruang. Bahkan jika beruang itu memangsa manusia, korbannya tidak akan bisa berbuat banyak. Karena tubuh hewan berwarna hitam ini jarak antar matanya saja lebih dari satu jengkal tangan. Ini artinya binatang itu cukup besar dan sangat menakutkan.
‘’Kita minta ada tindakan nyata dari Dinas Kehutanan untuk menangkap binatang buas. Ya harus ada upaya pengusiran ke dalam hutan dan jangan dibiarkan berkeliaran, sehingga masyarakat tidak ketakutan seperti saat ini,’’ ujarnya.
Apalagi ungkap Darwoto, aksi teror beruang ini sudah terjadi tiga bulan lalu dan sempat memangsa unggas peliharaan warga dan saat ini kembali lagi. Tentu keberadaan hewan ini terancam sehingga hewan buas ini malah mencari makan ke kampung masyarakat.
Sedangkan Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Kabupaten Siak Drs H Tetan Effendi yang dikonfirmasi mengatakan, sampai saat ini pihaknya memang belum mendapat laporan secara resmi dari masyarakat. Tapi pihaknya sudah berkoordinasi dengan BKSDA Riau perwakilan Siak untuk melakukan penangkapan, karena hewan ini liar, maka perlu dilakukan pengintaian.(ksm)
Sumber: Harian Pagi Riau Pos (Selasa, 23 Juni 2009 , 08:10:00)
Supaya unggas tidak menjadi mangsa, sejumlah warga langsung memasang perangkap, baik dengan menggunakan perangkap besi maupun dengan cara memasang alat setrum. Sehingga tindakan warga ini sangat membahayakan diri mereka sendiri. Warga juga meminta instansi terkait untuk segera mencarikan solusi menangkap binatang buas tersebut.
‘’Sudah dua malam ini beruang seukuran manusia dewasa menyerang ternak masyarakat. Bahkan dalam satu malam beruang itu datang berulang kali ke kandang ayam saya di belakang rumah, karena kita takut ya didiamkan saja,’’ ujar Darwoto, salah seorang warga Desa Benteng Hulu Darat kepada Riau Pos, Senin (22/6) di rumahnya.
Menurutnya, beruang yang memakan ayam peliharaanya terjadi pada malam pekan lalu sekitar pukul 02.00 WIB dan bunyi suara beruang itu memang sangat menakutkan. Binatang itu sempat ditembak dengan senapan angin, tapi pelunya tidak bisa menembus tubuh beruang. Bahkan jika beruang itu memangsa manusia, korbannya tidak akan bisa berbuat banyak. Karena tubuh hewan berwarna hitam ini jarak antar matanya saja lebih dari satu jengkal tangan. Ini artinya binatang itu cukup besar dan sangat menakutkan.
‘’Kita minta ada tindakan nyata dari Dinas Kehutanan untuk menangkap binatang buas. Ya harus ada upaya pengusiran ke dalam hutan dan jangan dibiarkan berkeliaran, sehingga masyarakat tidak ketakutan seperti saat ini,’’ ujarnya.
Apalagi ungkap Darwoto, aksi teror beruang ini sudah terjadi tiga bulan lalu dan sempat memangsa unggas peliharaan warga dan saat ini kembali lagi. Tentu keberadaan hewan ini terancam sehingga hewan buas ini malah mencari makan ke kampung masyarakat.
Sedangkan Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Kabupaten Siak Drs H Tetan Effendi yang dikonfirmasi mengatakan, sampai saat ini pihaknya memang belum mendapat laporan secara resmi dari masyarakat. Tapi pihaknya sudah berkoordinasi dengan BKSDA Riau perwakilan Siak untuk melakukan penangkapan, karena hewan ini liar, maka perlu dilakukan pengintaian.(ksm)
Sumber: Harian Pagi Riau Pos (Selasa, 23 Juni 2009 , 08:10:00)