Mataram (ANTARA News) - Masyarakat di sekitar Kokok (Sungai) Putih, Lombok, Nusa Tenggara Barat, diminta mewaspadai kemungkinan terjadinya banjir bandang akibat letusan besar Gunung Barujari (2.376 meter dpl), anak Gunung Rinjani (3.726 meter dpl).
Kepala Dinas Pertambangan dan Energi NTB, Heryadi Rachmat, di Mataram Sabtu mengatakan, masyarakat harus mewaspadai kemungkinan banjir bandang sebagai dampak letusan gunung itu seperti yang terjadi beberapa tahun lalu yang menelan banyak korban.
Abu dan material batu pijar letusan Rinjani berpotensi mengenai daerah di sekeliling gunung tergantung dari arah angin bertiup.
Jika terjadi letusan besar, material semburan dapat mencapai radius 4 km, demikian juga dengan hujan abu, sementara awan panas bisa menyebar ke sekitar Segara Anakan.
"Jika letusan diiringi oleh longsoran tubuh Gunung Barujari dan masuk ke danau Segara Anakan, maka akan terjadi gangguan muka air dana yang berpotensi meluap masuk ke Sungai Putih, keadaan demikian dapat menyebabkan banjir bandang di Sungai Putih," ujarnya.
Menurut Heryadi, letusan abu Gunung Barujari masih terus berlangsung sampai sekarang dan jatuh di kaldera Rinjani, sedangkan abu letusan halus bisa terbawa angin hingga keluar kaldera.
Berdasarkan analisis data visual dan kegempaan dari 7 Mei hingga 16 Juni lalu pukul 00.00 WITA, aktivitas Rinjani masih berstatus "Waspada" (Level II).
Petugas masih terus memantau aktivitas gunung itu.
Dalam statusnya yang waspada, maka dianjurkan masyarakat tidak beraktivitas di radius 4 km dari titik letusan Gunung Barujari.
Pendakian juga hanya diperbolehkan sampai Plawangan Senaru yang lokasinya sekitar 4 km dari titik letusan Gunung Barujari, melalui jalur utara Desa Senaru, Kecamatan Bayan dan sampai Plawangan Sembalun, sekitar 2,5 km dari titik letusan Barujari dekat Desa Sembalun Lawang.
Para pendaki juga tidak diperkenankan menginap baik di Plawangan Senaru mapun Plawangan Sembalun, juga tidak diperbolehkan turun ke Segara Anakan. Pendaki juga harus mengenakan masker penutup hidung dan mulut serta kacamata penghalang debu vulkanik.
Masyarakat di sekitar Rinjani diminta tetap tenang, tidak terpancing isu-isu yang tidak jelas sumbernya dan mengikuti arahan dari Satlak PB dan Satkorlak PB setempat.(*)
Sumber: ANTARA News (Sabtu, 20 Juni 2009 14:33 WIB)