2009-06-27

Riau Masih Dikepung Asap Titik Api Berkurang

KABUT ASAP: Pelabuhan Dumai mulai diselimuti kabut asap, Senin (22/6/2009) pagi. (m nizar/riau pos)

PEKANBARU (RP) - Hampir seluruh wilayah di Provinsi Riau diselimuti kabut asap beberapa hari terakhir. Meski jumlah titik panas (hot spot) yang terpantau satelit NOAA 18 berkurang, namun kabut asap masih membuat jarak pandang terbatas bahkan sempat mengganggu jadwal sejumlah penerbangan, Senin (22/6).

Pada pemantauan Ahad (21/6), terpantau 110 hotspot di sembilan kabupatan/kota. Tapi jumlah tersebut berkurang pada Senin (26/6) tinggal 45 titik. Tapi, jarak pandang kemarin sempat di bawah 1.000 meter sehingga mengganggu jadwal penerbangan.

Dari 45 titik panas yang ditemukan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun Pekanbaru melalui alat satelit NOAA 18 kemarin, titik panas tersebut terdapat di Kabupaten Rokan Hilir 1 titik, Rokan Hulu 10 titik, Bengkalis 3 titik, Siak 4 titik, Dumai 1 titik, Kampar 5 titik, Kuantan Singingi 1, Indragiri Hulu 2 titik dan Pelalawan 18 titik.

Menurut staf analisa BMKG, Sanya, timbulnya kabut asap tebal ini, selain ditimbulkan oleh sisa asap kebakaran pada Ahad (21/6), juga karena faktor alam seperti angin timur yang kencang serta mengakibatkan kekeringan dan minimnya curah hujan akhir-akhir ini.

‘’Untuk hari ini, (kemarin, red) titik panas Riau masih tinggi. Ini akibat minimnya curah hujan beberapa hari terakhir ini sehingga menimbulkan kabut asap tebal yang mengganggu lalu lintas,’’ kata Sanya.

Di Kota Pekanbaru, jarak pandang yang di bawah 1 kilometer akibat tebalnya kabut asap sempat menggangu jadwal penerbangan di Bandara Sultan Syarif Kasim II. ‘’Namun untuk siang hari sudah mulai pulih dan kemba¬li normal,’’ tambahnya.

Airport Duty Manager Angkasa Pura, Ibnu Hasan SE mengatakan, jarak pandang yang hanya 5-1.000 meter penerbangan harus dihentikan. Hal ini dilakukan guna mengantisipasi kecelakaan yang terjadi. ‘’Jarak pandang normal yang kita lepas penerbangan itu 1.000 meter ke atas. Kalau kurang dari itu kita tidak mau ambil resiko. Pasalnya, sangat rawan hal ini (keselakaan, red) terjadi,’’ jelasnya.

Station Manager RAL, Rudi Beno mengakui, kondisi itu harus membuat penebangan ke Dumai dibatalkan sedangkan penerbangan ke Jakarta ditunda lebih kurang 30 menit. ‘’Untuk ke Dumai karena gelap kami batalkan saja, sementara untuk penerbangan domestik lainnya seperti ke Jakarta harus delay selama 30 menit,’’ ujar Rudi.

Sementara pesawat Pelita Air rute Jakarta-Dumai terpaksa mengalihkan pendarata ke Pekanbaru. Pesawat yang dicarter Pertamina ini sempat berputar-putar di langit Kota Dumai sekitar pukul 10.00 WIB, namun akhirnya batal mendarat di Bandara Pinang Kampai Dumai akibat cuaca yang tidak memungkinkan.

Menurut Kepala Bandara Pinang Kampai Edi Sukiatnedi, kemarin, sebenarnya ada dua pesawat Pelita yang seharusnya mendarat. Penerbangan pertama pukul pukul 09.20 WIB dan satu lagi pada pukul 08.40 WIB. Karena jeleknya jarak pandang, kedua jadwal tersebut terpaksa ditunda di Pekanbaru dan baru mendarat di Pinang Kampai pukul 11.41 WIB dan pukul 12.41 WIB.

Dalam pada itu, Pusat Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (Pusdalkarhutla) Riau dalam waktu dekat akan memanggil seluruh kabupaten/kota di Riau guna membahas dan mengambil tindakan nyata dilapangan terkait Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) yang saat ini terjadi diseluruh di kabupaten/kota.

Sekretaris Pusdalkarhutla yang juga kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Riau Ir Fadrizal Labay kepada Riau Pos di Pekanbaru, Senin (22/6) mengungkapkan, upaya dan langkah nyata di lapangan harus segera dilakukan, mengingat jumlah titik api yang terpantau dari satelit National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) cukup banyak.

‘’Kita akan panggil seluruh kabupaten/kota untuk menyelesaikan ini semua, ini penting dilakukan agar Karhutla itu tidak terus menerus terjadi dan Riau setiap saat dikepung kabut asap. Apalagi bila melihat data hampir 60 persen Karhutla di Sumatera terjadi di Riau,’’ ujarnya.

2.000 Ha Lahan Terbakar
Kebakaran lahan seluas 2.000 hektare di wilayah Kabupaten Rohil, persisnya di Kepenghuluan Rantaubais, Kecamatan Tanahputih dan sekitarnya, sudah tiga hari belakangan ini terbakar. Mengingat hot spot terus membesar serta meluas tersebut, seluruh ‘kekuatan’ diantaranya berasal dari tim Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Rohil serta Manggala Agni maupun kelompok relawan anti api telah dikerahkan ke Rantaubais untuk melakukan pemadaman.

‘’Setelah di Kecamatan Bangkopusako, sekarang ini hampir seluruh kekuatan yang dimiliki di tim Dalkarhutla Rohil sedang dikonsentrasikan di Rantaubais. Jumlahnya sekitar 40 orang. Alasannya, lantaran lahan yang sedang terbakar di Rantaubais sana dinilai cukup luas,’’kata Kepala Dinas Kehutanan Rohil H Tugiman Marto SH yang ditemui Riau Pos, Senin (22/6) di Bagansiapi-api.

Sementara, Senin (22/6), sejumlah daerah di wilayah Kabupaten Rohil telah diguyur hujan. Dengan turunnya hujan tersebut, setidaknya telah membuat ketebalan kabut asap yang menyelimuti sejumlah daerah di wilayah Kabupaten Rohil menipis. Hanya saja, daerah yang diguyur hujan tersebut ternyata tidak berlaku di Rantaubais.

Sementara itu, kabut asap juga melanda wilayah Bengkalis akibat terbakarnya hutan dan lahan di desa Sepahat dan Tanjung Leban Kecamatan Bukit Batu, sedikitnya 50 hektare lahan masyarakat yang tidak produktif ludes dimakan api. Ada indikasi kebakaran tersebut disengaja oleh pemilik lahan, karena terjadi di tempat yang sama secara berulang-ulang.

Pantauan pagi Senin (22/6), kondisi kota Bengkalis diselimuti kabut tebal. Kendati asap belum sampai mengganggu aktifitas masyarakat, namun kondisi tersebut jelas bisa mengganggu kesehatan masyarakat.

Kebun Karet Terbakar
Sama dengan daerah lainnya, kebakaran lahan juga terjadi di Kabupaten Kampar, dimana puluhan hektare kebun karet masyarakat di Dusun Pantian Rambutan Desa Merangin Kecamatan Bangkinang Barat Kabupaten Kampar hangus dilalap api. Kebakaran yang cukup luas tersebut mengakibatkan kabut asap menyelimuti wilayah Bangkinang dan sekitarnya.

Wakil Bupati Kampar Teguh Sahono SP yang juga Ketua Tim Satuan pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Kabupaten Kampar didampingi Kabid Pemulihan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Kampar H Dasril ketika dikonfirmasikan Riau Pos, Senin (22/6) mengatakan bahwa begitu menerima laporan dari masyarakat, tim karhutla langsung turun ke lapangan bersama tim pemadam kebakaran.

Pemadaman sudah dilakukan sejak Ahad malam (21/6), di mana tim pemadam kebakaran bekerja hingga menjelang dinihari dengan prioritas utama melokalisir lokasi kebakaran agar tidak melebar ke lahan yang belum terbakar. Hanya saja, tim pemadam kebakaran mengalami kesulitan di lapangan dengan jarak lahan yang hendak dipadamkan dengan lokasi mobil pemadam mencapai lebih dari 100 meter, sedangkan jangkauan selang mobil pemadam kebakaran tidak memadai bahkan harus disambung berkali-kali.

Tak jauh berbeda dengan Kampar, kebakaran lahan juga terjadi di Kabupaten Inhu. Akibatnya kini Inhu mulai diselimuti kabut asap, bahkan kini jarak pandang di beberapa daerah terutama dipagi hari kini sangat terbatas.

Selain di Inhu, kebakaran lahan dan hutan juga terjadi di Kabupaten Indragiri Hilir. Dari hasil pengamatan yang dilakukan instansi itu memasti¬kan titik api yang muncul itu berada di pedalaman. Kuat dugaan ada sebagian di antara titik api tersebut berada pada hamparan lahan yang dimiliki oleh perusahaan. Oleh sebab itu, instansi di atas sedang berupaya memastikan titik dimaksud.

Sedangkan kebakaran di Kabupaten Rokan Hulu juga telah membakar hutan dan lahan milik masyarakat dan perusahaan perkebunan.Berdasarkan Pantauan Dari pantauan Satelit NOAA 18 yang diterima Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Rohul, ditemukan tujuh titik api.(cr1/zar/gem/sah/evi/epp/yon/izl)


Sumber: Harian Pagi Riau Pos (Selasa, 23 Juni 2009 , 08:09:00)
Privacy Policy - KELOMPOK PEDULI ALAM DJEMARI PEKANBARU (Riau) Copyright @ 2011 - Theme by djemari.org