2009-06-25

Semburan Lumpur di Serang Bisa Berhenti

Serang (ANTARA News) - Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung, Surono mengatakan, semburan lumpur di Kampung Astana Agung, Desa Walikukun, Kecamatan Carenang, Kabupaten Serang, bisa berhenti sendiri dan tidak seperti lumpur Lapindo, Jawa Timur.

"Saya minta warga tidak panik dengan adanya semburan gas yang mengeluarkan lumpur dan pasir itu," kata Kepala PVMBG Bandung, Surono saat dihubungi, Selasa.

Sebetulnya, semburan gas yang serupa pernah terjadi di Kabupaten Serang pada Tahun 2007 lalu di Kecamatan Walantaka, Cikeusal dan Pontang.

Semburan gas di Kampung Astana Agung, Desa Walikukun, Kecamatan Carenang, memang hasilnya ada beberapa gas yang membahayakan jika diukur langsung di lubang semburan karena ada gas CO2, CO, H2S, SO2 dan CH4.

Akan tetapi, gas itu setelah di udara bebas akan menurunkan konsentrasi dan tidak menimbulkan bahaya bagi kehidupan.

Apalagi, kondisi seperti ini berada di ruang terbuka dan mudah terkena angin dan mudah menguap.

"Saya kira gas itu tidak menjadikan masalah sepanjang konsentrasi tidak tinggi," katanya.

Menurut dia, semburan gas yang mengeluarkan lumpur di Carenang itu bisa berhenti sendiri karena ada Gunung Karang yang mengandung gas S02.

Kemungkinan berasal dari gunung api tipe B itu setelah tahun 1600 sampai sekarang tidak meletus dan magma dalam proses pendinginan gas terbebaskan sehingga terperangkap di bawah permukaan tanah, dangkal, volume kecil, hanya lensa-lensa saja.

Saat dibor gas keluar mendorong apa saja termasuk air dan lumpur.

Selanjutnya, setelah tekanan gas turun akan berhenti dan mengecil sendiri.

"Kami pernah menerima laporan seperti ini dari Pemkab Serang Tahun 2007 lalu," katanya.

Oleh karena itu, pihaknya meminta masyarakat tidak panik dan semburan itu tidak akan terjadi seperti Lumpur Sidoarjo.

"Semburan itu hanya berlangsung beberapa hari saja, setelah itu reda lagi," katanya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pertambangan dan Energi, Dinas Pertambangan dan Energi, Banten, Eko Palmadi, mengatakan, saat ini aktivitas semburan stabil dan diperkirakan dua hari mendatang dipastikan berhenti. (*)


Sumber: ANTARA News (Selasa, 23 Juni 2009 16:40 WIB)
Privacy Policy - KELOMPOK PEDULI ALAM DJEMARI PEKANBARU (Riau) Copyright @ 2011 - Theme by djemari.org