DOK. Taman Nasional Batang Gadis
Kucing Emas, hewan langka yang nyaris punah
Kucing Emas, hewan langka yang nyaris punah
Binatang langka kucing emas asal Sumatra saat ini telah dikembangbiakkan di Kebun Binatang Ragunan, Jakarta Selatan, agar keberadaannya terhindar dari kepunahan.
Kepala Sub Bidang (Kasubid) Promosi dan Pameran Kebun Binatang Ragunan, Wahyudi Bambang, Minggu (21/6) mengatakan, kucing emas yang sangat langka itu ternyata bisa berkembang biak dan jumlahnya bertambah dari sebelumnya yang hanya satu pasang.
Pengembangbiakkan salah satu hewan terlangka di Indonesia dan bahkan di dunia itu, awalnya berasal dari Sumatra. "Sekarang, hewan itu bisa hidup dan berkembang biak yang jumlahnya lebih dari lima ekor," katanya.
Menurut penelitian dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) di Sumatra Bagian Selatan belum lama ini, kucing emas itu diperkirakan
tinggal satu ekor.
"Hewan langka itu terekam oleh kamera sekitar lima tahun lalu, namun setelah dicari jejaknya akhir-akhir ini sudah tidak ditemukan lagi," kata Aswan dari BKSDA Bengkulu.
Potret kucing emas itu didapat dalam kawasan hutan lindung Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), sedangkan di Taman nasional Kerinci Seblat (TNKS) tidak ditemukan lagi.
Tidak hanya jenis kucing emas, tapi Badak Sumatra yang selama ini diperkirakan tinggal tiga ekor di TNKS, namun sejak 2003 sudah tidak ada lagi jejaknya. "Kita khawatir Badak Sumatra itu sudah punah diburu oleh kelompok tertentu," kata Aswin.
Wahyudi Bambang menambahkan tidak hanya hewan langka jenis kucing emas yang dikembangbiakkan di kebun binatang terbesar di Tanah Air itu, tapi Badak Sumatra bercula dua, gajah, dan harimau Sumatra.
"Ada juga jenis harimau Jawa berwarna putih dan badak bercula satu serta ratusan jenis burung langka di Pulau Jawa. Melalui pengembangbiakkan itu diharapkan jenis-jenis hewan yang dipelihara tetap lestari dan terus bertambah," katanya.
Selama ini, sebagian besar hewan yang ada di Kebun Binatang Ragunan adalah asli habitat dari belantara Indonesia dan sedikit sekali yang didatangkan dari negara luar, seperti jenis kuda nil dan beberapa jenis ikan dari Eropa.
Sumber : Antara
Kepala Sub Bidang (Kasubid) Promosi dan Pameran Kebun Binatang Ragunan, Wahyudi Bambang, Minggu (21/6) mengatakan, kucing emas yang sangat langka itu ternyata bisa berkembang biak dan jumlahnya bertambah dari sebelumnya yang hanya satu pasang.
Pengembangbiakkan salah satu hewan terlangka di Indonesia dan bahkan di dunia itu, awalnya berasal dari Sumatra. "Sekarang, hewan itu bisa hidup dan berkembang biak yang jumlahnya lebih dari lima ekor," katanya.
Menurut penelitian dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) di Sumatra Bagian Selatan belum lama ini, kucing emas itu diperkirakan
tinggal satu ekor.
"Hewan langka itu terekam oleh kamera sekitar lima tahun lalu, namun setelah dicari jejaknya akhir-akhir ini sudah tidak ditemukan lagi," kata Aswan dari BKSDA Bengkulu.
Potret kucing emas itu didapat dalam kawasan hutan lindung Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), sedangkan di Taman nasional Kerinci Seblat (TNKS) tidak ditemukan lagi.
Tidak hanya jenis kucing emas, tapi Badak Sumatra yang selama ini diperkirakan tinggal tiga ekor di TNKS, namun sejak 2003 sudah tidak ada lagi jejaknya. "Kita khawatir Badak Sumatra itu sudah punah diburu oleh kelompok tertentu," kata Aswin.
Wahyudi Bambang menambahkan tidak hanya hewan langka jenis kucing emas yang dikembangbiakkan di kebun binatang terbesar di Tanah Air itu, tapi Badak Sumatra bercula dua, gajah, dan harimau Sumatra.
"Ada juga jenis harimau Jawa berwarna putih dan badak bercula satu serta ratusan jenis burung langka di Pulau Jawa. Melalui pengembangbiakkan itu diharapkan jenis-jenis hewan yang dipelihara tetap lestari dan terus bertambah," katanya.
Selama ini, sebagian besar hewan yang ada di Kebun Binatang Ragunan adalah asli habitat dari belantara Indonesia dan sedikit sekali yang didatangkan dari negara luar, seperti jenis kuda nil dan beberapa jenis ikan dari Eropa.
Sumber : Antara