2009-06-30

Sekdaprov Teken Roadmap Ekosistem

TANDATANGANI ROADMAP: Sekdaprov Riau Drs H Wan Syamsir Yus menandatangani roadmap (peta jalan) penyelamatan ekosistem Pulau Sumatera yang disaksikan Meneg LH Rachmat Witoelar, Menteri Kehutanan MS Kaban, Menteri PU Djoko Kirmanto, di Hotel Borobudur, Jakarta Jumat (26/6/2009). humas spemprov

JAKARTA (RP) - Sekdaprov Riau Drs H Wan Syamsir Yus atas nama Gubernur Riau turut menandatangani roadmap (peta jalan) penyelamatan ekosistem Pulau Sumatera. Roadmap itu dibuat sebagai wujud komitmen gubernur se-Sumatera untuk menyelamatkan lingkungan hidup, khususnya Pulau Sumatera.

Penandatanganan dilakukan di Hotel Borobudur, Jakarta Jumat (26/6), yang disaksikan langsung oleh Meneg LH Rachmat Witoelar, Menteri Kehutanan MS Kaban, Menteri PU Djoko Kirmanto dan Mendagri yang diwakili Dirjen Bangda serta anggota Watimpres Prof Dr Emil Salim. Seluruh gubernur di Sumatera membubuhkan tanda tangannya atas roadmap tersebut, yang diharapkan bisa dijadikan acuan untuk menyelamatkan ekosistem Pulau Sumatera yang sudah terancam hancur.

Emil Salim dalam paparannya mengatakan, bahwa masih ada harapan menyelamatkan ekosistem Pulau Sumatera dari kehancuran. Oleh karena itu, tidak ada jalan lain kecuali semua pihak, terutama para kepala daerah punya komitmen yang tinggi untuk menyelamatkan Pulau Sumatera.

‘’Jangan sampai Pulau Sumatera ini jadi Jawa kedua. Kalau Jawa sudahlah, sudah hancur. Nggak ada lagi hutan, udah nggak karu-karuan. Sumatera masih ada harapan. Mari kita selamatkan. Tapi kalau kita biarkan saja, lihat nanti tahun 2020, Pulau Sumatera mungkin good bye. Hancur,’’ tegas mantan Meneg LH era Soeharto itu.

Bagaimana menyelamatkan ekosistem Pulau Sumatera dari kehancuran, menurut Emil dengan cara mengubah pola pembangunan. Bila selama ini orientasinya hanya bagaimana mengeksploitasi alam untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya, ke depan tidak bisa lagi dilakukan seperti itu.

‘’Ke depan pola pembangunannya adalah dengan mengembangkan value added (nilai tambah) dari sumber daya alam itu. Jadi misalnya kalau selama ini kita bisanya hanya menebang kayu untuk cari uang, ke depan tidak lagi begitu, tapi bagaimana dengan teknologi yang ada, kita kembangkan value added-nya, mungkin dari kulit kayu kita ciptakan obat untuk kanker dan lain sebagainya yang keuntungan ekonominya jauh lebih besar tanpa merusak alam,’’ ulas Emil.

Atas dasar itu pula, Emil mendorong seluruh provinsi di Sumatera untuk memberikan prioritas bagi pembangunan pendidikan, agar pendidikan yang ada bisa menghasilkan manusia yang berkualitas.

‘’Karena memang tidak mungkin kita bisa mengembangkan value added dari SDA yang ada tanpa kita mengerti teknologi,’’ urai Emil.(bud/izl)


Sumber: Harian Pagi Riau Pos (Sabtu, 27 Juni 2009 , 08:01:00)
Privacy Policy - KELOMPOK PEDULI ALAM DJEMARI PEKANBARU (Riau) Copyright @ 2011 - Theme by djemari.org