Pekanbaru (ANTARA News) - Kabut asap yang diduga akibat kebakaran lahan dan hutan terus menyelimuti Kota Pekanbaru, Riau, selama sebulan terakhir.
Berdasarkan pantauan ANTARA News di Pekanbaru, Selasa, kabut asap masih tetap terlihat hingga pukul 12.00 WIB. Kabut mengakibatkan langit seperti mendung namun tidak ada tanda akan turun hujan.
Kabut asap yang berkepanjangan ini juga mulai dikeluhkan warga karena mengganggu kesehatan manusia.
Seorang warga, MQ Rudi, mengatakan dirinya mulai terserang radang tenggorokan dan gangguan pernafasan.
"Kabut asap terus bertahan setiap hari, dan paling parah pada malam dan pagi hari karena udara terasa bau asap dan menyengat di hidung," katanya.
Sementara itu, Manajer Pengamanan Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru Ibnu Hasan mengatakan kabut asap pada hari ini tidak mengganggu aktivitas penerbangan.
Jarak pandang di landas pacu diperkirakan lebih dari 2 kilometer.
"Kabut asap memang masih terlihat, tapi agak tipis dan belum mengganggu penerbangan," ujarnya.
Berdasarkan pantauan terakhir satelit NOAA 18 dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru, sebanyak 45 titik api diduga akibat kebakaran lahan dan hutan yang terpantau di sejumlah wilayah di Provinsi Riau.
Titik api paling banyak ditemukan di Kabupaten Pelalawan yang mencapai 18 titik. Kemudian diikuti di Kabupaten Rokan Hilir mencapai 10 titik api, Kampar (5), Siak (4), Bengkalis (3), Indragiri Hulu (2), serta masing-masing satu titik api di Rokan Hulu, Kuantan Singingi, dan Kota Dumai.
Pada Senin (22/6), kabut asap akibat kebakaran lahan dan hutan sempat mengakibatkan dua bandara di Riau ditutup sementara karena jarak pandang turun hingga di bawah normal.
Otoritas Bandara Pekanbaru terpaksa menghentikan aktivitas penerbangan sekitar 90 menit, sedangkan Bandara Pinang Kampai Dumai terpaksa ditutup hingga sekitar lima jam akibat kabut asap.(*)
Sumber: ANTARA News (Selasa, 23 Juni 2009 15:46 WIB)
Berdasarkan pantauan ANTARA News di Pekanbaru, Selasa, kabut asap masih tetap terlihat hingga pukul 12.00 WIB. Kabut mengakibatkan langit seperti mendung namun tidak ada tanda akan turun hujan.
Kabut asap yang berkepanjangan ini juga mulai dikeluhkan warga karena mengganggu kesehatan manusia.
Seorang warga, MQ Rudi, mengatakan dirinya mulai terserang radang tenggorokan dan gangguan pernafasan.
"Kabut asap terus bertahan setiap hari, dan paling parah pada malam dan pagi hari karena udara terasa bau asap dan menyengat di hidung," katanya.
Sementara itu, Manajer Pengamanan Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru Ibnu Hasan mengatakan kabut asap pada hari ini tidak mengganggu aktivitas penerbangan.
Jarak pandang di landas pacu diperkirakan lebih dari 2 kilometer.
"Kabut asap memang masih terlihat, tapi agak tipis dan belum mengganggu penerbangan," ujarnya.
Berdasarkan pantauan terakhir satelit NOAA 18 dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru, sebanyak 45 titik api diduga akibat kebakaran lahan dan hutan yang terpantau di sejumlah wilayah di Provinsi Riau.
Titik api paling banyak ditemukan di Kabupaten Pelalawan yang mencapai 18 titik. Kemudian diikuti di Kabupaten Rokan Hilir mencapai 10 titik api, Kampar (5), Siak (4), Bengkalis (3), Indragiri Hulu (2), serta masing-masing satu titik api di Rokan Hulu, Kuantan Singingi, dan Kota Dumai.
Pada Senin (22/6), kabut asap akibat kebakaran lahan dan hutan sempat mengakibatkan dua bandara di Riau ditutup sementara karena jarak pandang turun hingga di bawah normal.
Otoritas Bandara Pekanbaru terpaksa menghentikan aktivitas penerbangan sekitar 90 menit, sedangkan Bandara Pinang Kampai Dumai terpaksa ditutup hingga sekitar lima jam akibat kabut asap.(*)
Sumber: ANTARA News (Selasa, 23 Juni 2009 15:46 WIB)