IGN Sawabi
Drs Toni Imang, Kabiro Binsos Kutai Barat memperlihatkan tangkai anggrek hitam.
Jakarta,(ANTARA News)- Sekitar 2.000 dari 5.000 jenis anggrek di Indonesia terancam punah akibat pembabatan hutan dan penyelundupan yang dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab, kata peneliti dari LIPI Dwi Murti Puspitaningtyas, di Jakarta, Kamis.
"Sebanyak 30 hingga 40 persen jenis anggrek Indonesia harus segera dilakukan penyelamatan melalui pembudidayaan dan konservasi, karena jenisnya semakin langka," kata dia.
Bila konservasi dan upaya penyelamatan ribuan jenis anggrek tersebut tidak dilakukan dandikhawatirkan Indonesiaakan banyak kehilangan kekayaan alam yang tidak ternilai harganya.
Beberapa jenis anggrek yang kini langka diantaranya, yaitu `phalaenopsis javanica` dari Jawa Barat, `cymbidium hartinahianum dari Sumatra Utara, `paraphalaenopsis denevii dari Kalimantan.
Selain itu seluruh jenis anggrek `paphiliopedium` appendix CITES` adalah jenis anggrek yang tidak boleh diperdagangkan didalam negeri maupun luar negeri.
Menurut dia, beberapa anggrek langka tersebut, dinilai memiliki keunikan, sehingga kini terus dilakukan perburuan.
Fungsinya, adalah untuk dijadikan sebagai induk silanganguna menghasilkan hibrida baru, sehingga yang terjadi adalah semakin langka jenis anggrek tersebut akan semakin diburu.
Murti mengatakan, eksploitasi anggrek secara besar-besaran yang dilakukan di beberapa daerah seperti di Kalimantan, harus segera dibatasi.(*)
Sumber: ANTARA News (Kamis, 18 Juni 2009 14:09 WIB)