2009-06-13

Udara Dumai Sangat Berbahaya

KIBARKAN BENDERA: Papan Polutan Standar Indek (PSI) di CPI Bukit Jin Dumai, menunjukkan kondisi udara yang tidak sehat, Kamis (11/6/2009). Kondisi ini menyebabkan PT CPI mengibarkan bendera merah tanda bahaya.(m nizar/riau pos)

Laporan Muhammad Nizar, Dumai
PT CPI yang berkantor di Bukit Jin Dumai mengibarkan bendera merah. Bendera tersebut tanda kualitas udara di Kota Dumai sangat buruk atau sama dengan tingkat berbahaya. Pantauan Riau Pos, Kamis (11/6), di get security PT CPI, petugas lapangan diwajibkan mengenakan masker, karena kualitas udara tidak baik pada waktu itu.

Mirzal, petugas get security yang kebetulan bertugas pada pagi itu mengatakan, pihaknya hanya menjalankan perintah dari petugas pencatat kualitas udara yang dimiliki CPI. Mesin pencatat uadara atau Polutan Standar Indek (PSI) yang dimiliki CPI, Kamis (11/6) pagi, telah menunjukkan level yang sangat berbahaya terhadap kandungan udara. Menurut pencatat PSI pada waktu itu, indek kualitas udara mencapai 300 PSI lebih. Itu merupakan angka yang berbahaya dan dicatat oleh PSI milik CPI.

Comunication Media Relation (CMR) PT CPI Bukit Jin Dumai, Dwi Pujo Sutrisno, kepada Riau Pos menjelaskan, bendera merah yang dipasang berdekatan dengan get security merupakan petunjuk yang sudah jelas. Karena bendera yang biasanya berkibar mempunyai arti tingkat polutan yang berbeda-beda, ada hijau, kuning dan merah.

‘’Warna hijau berarti polutan tidak ada, atau dapat dikatakan udara bersih. Bendera kuning polutan ada, namun tidak begitu berbahaya, hanya pada tahap berjaga-jaga. Namun jika bendera merah itu merupakan pertanda polutan udara pada waktu bendera itu dikibarkan berada pada tahap yang berbahaya,’’ ujar Dwi.

Karena hanya CPI yang memiliki PSI, maka patokan kualitas udara di Kota Dumai seluruhnya mengacu kepada mesin pencatat kualitas udara. Namun begitu bendera merah yang dipasang sudah dapat memberikan sinyal penting untuk kesehatan masyarakat Kota Dumai. Instansi terkait harus melakukan tindakan atau pencegahan sekitar polutan udara di Dumai yang tidak sehat tersebut.

Sementara itu Kadistanbunhut Kota Dumai Drs Afifuddin MSi pada hari yang sama menjelaskan, pantauan satelit NOOA 18 yang dimiliki oleh dinas tersebut hanya menemukan satu sumber titik api pada hari sebelumnya, yakni Rabu (10/6). Menurutnya dampak kebakaran tidak akan kelihatan serta merta pada waktu itu, karena lokasi kebakaran yang jauh. Apalagi jika lokasi kebakarannya tidak di Dumai.

‘’Kita yakin ini merupakan kabut kiriman dari kabupaten tetangga, karena dampaknya baru dirasakan pada pagi hari. Selain itu dugaan kita diperkuat lagi bahwa di Kota Dumai sendiri tidak ada ditemukan titik api. Selain itu kita juga tidak mendapatkan laporan dari masing-masing camat se-Kota Dumai, jika ada ditemukan titik api di daerahnya,’’ kata Afifuddin.

Dia juga sudah menegaskan kepada masing kecamatan agar selalu waspada dan melaporkan setiap ada terjadi kebakaran di daerahnya. Dengan demikian agar kebakaran tidak meluas, Distanbunhut pun dapat melakukan pengecekan di lokasi yang ditemukan titik apai.(rnl)


Sumber: Harian Pagi Riau Pos
(Jum'at, 12 Juni 2009 , 07:45:00)
Privacy Policy - KELOMPOK PEDULI ALAM DJEMARI PEKANBARU (Riau) Copyright @ 2011 - Theme by djemari.org