2009-06-02

Pelepasan Orangutan Mencapai 118 Ekor


MEDAN, SENIN - Pelepasliaran orangutan (Pongo abelii) oleh Yayasan Ekosistem Lestari mencapai 118 ekor sejak 2002. Data ini termasuk pelepasan lima ekor orangutan ke alam oleh SOCP ke Taman Nasional Bukit Tiga Puluh (TNBT), Provinsi Jambi.

Pelepasan ini kami lakukan ke TNBT karena pertimbangan habitat orangutan di Sumut yang makin sempit. "Melepaskan orangutan yang sudah direhabilitasi harus ke lokasi baru. Jika tidak akan ada konflik di antara orangutan," tutur Manajer Operasional Sumatran Orangutan Conservation Programme (SOCP), Desanti Lavita Lubis, Senin (1/6) di Medan.

Pelepasan kali ini merupakan yang kedua kalinya sejak 2009. Pelepasan terakhir dilakukan pada Februari lalu ke tempat yang sama. Saat itu SOCP melepaskan orangutan sebanyak 10 ekor dari pusat rehabilitasi orangutan di Sibolangit, Deli Serdang. "Lima ekor orangutan baru dari pusat rehabilitasi akan kami kirim besok (Selasa 2/6) langsung menuju Jambi," katanya.

Tim SOCP membawa lima orangutan ini melalu jalan darat dengan waktu tempuh selama 48 jam. Kelima orangutan ini adalah hasil sitaan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumut selama 2008 sampai 2009. Lima orangutan ini bernama MU, Barcelona, (keduanya disita dari Kota Binjai), Raja (dari Karo ), Violet (Medan), dan Windass (Pakpak Bharat).


Lokasi baru

SOCP kini sedang mencari lokasi pelepasanliar orangutan di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Santi mengatakan Pemerintah NAD meminta agar orangutan sitaan dari Aceh dilepaskan di wilayah Aceh. Karena itu kami mencari tempat yang bukan menjadi tempat hidup orangutan yang ada di pusat rehabilitasi. "Sejumlah tempat sudah kami survei di Aceh," katanya.


Selama ini, orangutan sitaan dari Aceh maupun Sumut direhabilitasi oleh SOCP di Deli Serdang. Orangutan sitaan ini sebagian dikuasai aparat dan sebagian ada dalam tangan masyarakat biasa. "Kesulitan kami adalah mencari informasi keberadaan orangutan itu. Sebagian kami ketahui secara tak sengaja dari warga," katanya.


Kepala BBKSDA Sumut Djati Witjaksono Hadi mengatakan kendala penyelamatan orangutan justru terletak pada aparat pemerintah sendiri. "Belum ada kesepahaman yang sama di antara lembaga pemerintah. Tidak semua petugas tahu tentang penyelamatan orangutan. Bahkan ada aparat pemerintah sendiri yang memeliharanya," katanya.


Sumber: Kompas
(Senin, 1 Juni 2009 | 20:16 WIB)
Privacy Policy - KELOMPOK PEDULI ALAM DJEMARI PEKANBARU (Riau) Copyright @ 2011 - Theme by djemari.org