2009-06-02

Warga Pesisir Mulai Kehabisan Air Bersih

TEMBILAHAN (RP) - Hujan yang tak kunjung turun dalam beberapa waktu terakhir ini, telah menyebabkan sebagian warga Indragiri Hilir (Inhil) yang bermukim di pesisir mengeluh kehabisan persediaan air bersih untuk dikonsumsi.

Warga yang tidak memiliki bak penampungan air hujan cukup banyak juga turut kehabisan air bersih. Karena itu, sebagian di antara warga itu ada yang terpaksa mengambil air dari Sungai Indragiri untuk keperluan air bersihnya. Sementara untuk warga Inhil Selatan, beberapa di antaranya ada yang mengambil dari air dari Sungai Reteh. Sebagian lagi membeli pada tetangga atau penjual air bersih.

Fenomena kehabisan air bersih tersebut lazim terjadi setiap musim panas, apatah lagi untuk warga yang bermukim di pesisir. Daerah tersebut tidak memiliki sumber air tawar, karena itu satu-satunya sumber air bersih hanyalah dari air hujan. Daerah seperti Kuala Enok, Concong, Guntung, Kuala Selat adalah contoh daerah yang demikian tergantung dengan curah hujan untuk memenuhi kebutuhan air bersih tersebut.

Untuk warga yang bermukim di Kecamatan Kempas dan Tempuling, warga umumnya memenuhi keperluan air bersihnya dari Sungai Indragiri. Ketika air pasang, warga kerap terlihat memanfaatkannya untuk menampung air. Air itu ada yang diberi tawas, namun ada pula yang tidak diberi apa-apa oleh warga. Langsung dimasak begitu saja untuk keperluan konsumsi sehari-hari.


Sedangkan pada wilayah Sungai Reteh, biasanya warga mengambil air menggunakan motor pompong yang membawa puluhan drum. Air sungai ini tergolong paling jernih di Inhil karena sumber mata airnya berada di sekitar Taman Nasional Bukit Tiga Puluh. Kualitas airnya yang masih bagus dan jernih itu dihargai cukup tinggi oleh warga tiap drumnya.


Air dari Sungai Reteh tersebut ada yang dijual hingga Kecamatan Tanah Merah dan daerah lainnya. Sedangkan Sungai Gangsal, memiliki air yang keruh dan berlumpur, sangat tidak layak untuk dikonsumsi selain juga karena payau, karena bercampur dengan air asin.


‘’Kalau hari panas, air hujan habis, ya beginilah. Kami membeli air bersih dari penjual. Air itu diambil dari Sungai Reteh, harganya tergantung. Kalau yang ngambil itu kawan, bisa murah,’’ ujar Tarmidzi (53), warga Desa Kota Baru Reteh, Kecamatan Keritang.


Untuk warga di daerah pesisir, bagi yang sudah memiliki sumur bor program dari Pemkab Inhil, mayoritas mengambil air dari sumur itu untuk memenuhi kebutuhan air bersih, namun bukan untuk dikonsumsi. Biasanya sumur seperti itu dikerubuti warga yang bergiliran mengambilnya.


Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Inhil, HE Kamal Syahindra SE MP kepada Riau Pos beberapa waktu lalu mengungkapkan pihaknya akan tetap memprogramkan pembangunan sumur bor untuk membantu warga. Kala musim kemarau, menurut dia sumur tersebut sangat diperlukan oleh masyarakat. Daerah yang mengalami kesulitan saat musim kemarau, merupakan prioritas pembangunan sumur bor tersebut.


‘’Kita tetap programkan pembangunan sumur bor untuk membantu warga dalam memenuhi kebutuhan air bersihnya,’’ ujar Kamal Syahindra.(yon)


Sumber: Harian Pagi Riau Pos
(Senin, 01 Juni 2009 , 07:58:00)
Privacy Policy - KELOMPOK PEDULI ALAM DJEMARI PEKANBARU (Riau) Copyright @ 2011 - Theme by djemari.org