Intensitas konflik gajah dan manusia di Riau kian meningkat hingga pertenghan 2009. Terbukti selain menimbulkan satu korban jiwa manusia, 7 ekor gajah juga mati diracun.
Riauterkini-PEKANBARU-Koordinator Flying Squad WWF Riau, Syamsuardi kepada Riauterkini senin (15/6/09) mengatakan bahwa sepanjang tahun 2009 ini (Januari-Juni), 7 ekor gajah sumatera (Elephas Maximus Sumatrae) kedapatan mati. Ironisnya, kematian gajah-gajah tersebut disebabkan karena di racun.
Data WWF menunjukkan bahwa kematian gajah di PLG Minas belum lama ini menjadi kali pertama kematian gajah di tahun 2009. 2 ekor gajah jantan bergading mati. Dari hasil otopsi yang dilakukan oleh BKSDA, dua gajah tersebut dipastikan diracun.
Kemudian 4 ekor gajah di temukan di kawasan konsesi PT Rimba Peranap Indah. 2 jantan dan dua betina. Gajah-gajah tersebut dari hasil otopsi juga dipastikan mati karena diracun.
Kasus kematian gajah ke tujuh adalah matinya gajah milik PT Indah Kiat Pulp and Paper. Bangkai gajah tersebut Jum’at sore (12/6/09) lalu sudah dilakukan otopsi oleh pihak BKSDA Riau. Kendati samplenya sedang dikirim ke Laboratorium Veteriner Bukit Tinggi dan belum keluar hasilnya, namun kematian gajah milik PT IKPP diduga kuat juga disebabkan oleh racun.
“Ironisnya, matinya ke tujuh gajah tersebut berada di dua bulan saja. Yaitu bulan Mei dan bulan Juni. Kita menghimbau kepada seluruh lapisan masyarakat untuk sama-sama berbagi tempat dengan gajah di Riau ini. Jangan membuka kawasan perkebunan terutama di home range (kawasan jelajah) gajah. Karena dipastikan, dalam kurun waktu tertentu, gajah-gajah tersebut akan kembali melalui homerangenya,” terang Syamsuardi. ***(H-we)
Sumber: Riau Terkini (Senin, 15 Juni 2009 19:01)