2009-06-14

Lagi, Satu Gajah Mati, Gading Hilang, Diduga Diracun



PERAWANG (RP) - Seekor gajah kembali ditemukan mati, kali ini di Kecamatan Minas tepatnya di Ransau Kuning milik perusahaan PT Arara Abadi. Gajah yang diberi nama Jonli, diduga kuat mati karena diracun oleh oknum yang tak bertanggungjawab.

Hal ini diperkuat dengan hilangnya gading gajah yang berusia 30 tahun ini. Jonli ditemukan mati Kamis (12/6) sekitar pukul 07.00 WIB oleh salah satu karyawan penangkaran gajah PT AA di Rasau Kuning. Kematian gajah itu membawa duka yang mendalam bagi pihak perusahaan, karena selama ini gajah tersebut terkenal jinak dan patuh.

‘’Kematian membawa duka yang mendalam bagi pihak perusahaan. Betul-betul sangat kejam orang yang membunuh Jonli. Gading gajah tersebut sudah tidak ada lagi di tempatnya,’’ jelas Humas PT AA Nurul Huda kepada Riau Pos, Jumat (12/6).

Gajah yang dimiliki PT AA berjumlah sembilan ekor, dengan kematian Jonli maka jumlah menjadi delapan ekor. Setelah penjaga penangkaran gajah mengetahui Jondli mati, mereka segera melaporkan kepada pihak perusahaan. Mendapatkan informasi tersebut pihak perusahaan langsung turun ke lapangan guna mengecek kejadian tersebut. Diduga motif pembunuhan ini untuk mencuri gading karena disamping gading sudah hilang, juga ditemukan buah nenas yang tidak jauh dari tempat ditemukan Jonli mati.

Sementara itu Kapolres Siak AKBP Drs Hisbullah dan Kadishutbun Siak Ir Teten Effendi dan Komandan Satuan BKSDA Suaj Musliano ketika dikonfirmasi tidak mengetahui adanya gajah mati. ‘’Kita belum tahu ada gajah mati di Minas,’’ jawab Tetan Effendi dan Kapolsres serta Musliano yang dikonfirmasi secara terpisah.

Diracun
Sementara itu, Kepala Seksi Perlindungan dan Pengawetan BKSDA Refdi Azni yang dihubungi Riau Pos Jumat (12/6) pukul 21.00 WIB mengatakan, bahwa BKSDA telah mendatangi lokasi pada pukul 03.00 WIB bersama Polsek Minas. Setelah sampai di lokasi, menurutnya indikasi dari kematian gajah tersebut adalah akibat diracun.

‘’Dari yang saya lihat, sepertinya pelaku meracuni gajah tersebut. Kemudian dari sebuah lubang bekas tusukan berdiameter lima centimeter yang ada dipinggul kanan gajah tersebut terlihat ada usaha untuk memastikan apakah gajah tersebut sudah mati atau belum. Kemudian setelah pelaku yakin, baru gading gajah tersebut dilepas. Dari bekas luka pada pipi gajah, sepertinya alat yang mereka gunakan adalah kampak,’’ kata Refdi.

Untuk sementara gajah tersebut belum dipindah karena pihak kepolisian masih oleh TKP sampai pukul 10.00 WIB.

Proses Hukum
Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau Rahman Siddik, Jumat (12/6), membenarkan telah terjadi kematian satu ekor gajah yang dipelihara oleh PT Arara Abadi. Gajah itu menurutnya terindikasi diracun dan ditemukan tanpa gading.

‘’Kita sudah turunkan tim lengkap dengan dokternya. Dokter Rini,’’ ungkap Rahman Siddik, saat dikonfirmasi tentang kematian gajah ke tujuh selama dua bulan terakhir ini.

Ditanya mengapa akhir-akhir ini terjadi banyak kematian gajah dan bagaimana sikap BBKSDA, Rahman Siddik mengungkapkan cukup bingung akan hal itu. ‘’Masyarakat Riau sepertinya lebih cinta dengan sawit. Gajah banyak yang mati karena racun yang sengaja ditempatkan pada pelepah sawit,’’ ujarnya sembari menyebutkan kematian gajah di Riau juga dibarengi masih adanya perburuan gading gajah.(ksm/wik/cr9)



Sumber: Harian Pagi Riau Pos (Sabtu, 13 Juni 2009 , 08:04:00)
Privacy Policy - KELOMPOK PEDULI ALAM DJEMARI PEKANBARU (Riau) Copyright @ 2011 - Theme by djemari.org