2009-06-14

Udara Pekanbaru Tidak Sehat

TIDAK SEHAT: Kabut asap yang masih menyelimuti Pekanbaru menyebabkan kualitas udara memasuki fase tidak sehat, Jumat (12/6/2009).(said mufti/riau pos)



PEKANBARU (RP) - Kualitas udara di Pekanbaru memasuki fase tidak sehat. Hal tersebut dapat diketahui dari papan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) yang terdapat di depan Kantor Wali Kota dan persimpangan SKA.

Data yang dikeluarkan laboratorium udara Pekanbaru menunjukkan angka ISPU 117, dengan kadar PM 10 paling tinggi. Sedangkan peringkat pencemar tertinggi adalah CO dengan kadar 42.

Kepala Laboratorium Udara Badan Lingkungan Hidup (BLH) Pekanbaru, Syahrial, mengatakan kepada Riau Pos, Jumat (12/6), sejak dua hari lalu Indeks Pencemaran Udara (ISPU) Kota Pekanbaru terus meningkat.

‘’Kondisi udara Pekanbaru saat ini memang tinggi dan masuk sudah kategori tidak sehat. Bukan hanya itu, nilainya juga sudah mencapai 117. Itu terjadi dini hari tadi (kemarin, red). Padahal kemarin (Kamis, red) masih dalam kisaran 90-an atau termasuk kategori baik,’’ jelasnya kepada Riau Pos, Jumat (12/6).

Hal tersebut diketahui berdasarkan pantauan dari tiga stasiun pemantau kualitas udara di Pekanbaru. Diketahui terjadi kenaikan kualitas PM 10 di udara bebas. Ia juga mengatakan, data yang berada di papan display ISPU yang ada berlaku dari pukul 15.00 WIB hari ini hingga pukul 15.00 WIB keesokan harinya.

Disebutkannya, banyak masyarakat yang tertipu dengan kondisi saat ini. Matahari yang bersinar terik dan cuaca yang cerah membuat masyarakat tidak sadar dengan kualitas udara yang sudah memasuki fase tidak sehat.

Menurut keterangannya, pencemaran udara disebabkan titik api yang berasal dari daerah lain. Pekanbaru hanya mendapatkan kiriman asap saja. Sedangkan mengenai tebal tidaknya kabut disebabkan sumber dan arah angin.

Hingga saat ini stasiun pengukuran Tampan yang paling banyak menyumbang PM10 yakni 525.49 gr/m3 pada pukul 09:30 WIB. ‘’Bisa saja tingginya pengukuran di Tampan disebabkan arah angin bertiup ke arah stasiun,’’ tambahnya.

Lima parameter yang digunakan untuk menentukan kualitas udara bebas, angka tertinggi berada pada PM 10 atau yang lebih dikenal dengan debu dengan diameter 10 mikro. Berdasarkan pantauan di lapangan dan hasil pemeriksaan secara laboratorium terdapat peningkatan PM10 dari alat yang digunakan untuk menentukan parameter tersebut, terlihat terjadi peningkatan.

Meski begitu, dia belum bisa menyatakan kondisi udara Pekanbaru sudah tidak sehat lagi. Pasalnya, kondisi udara saat ini selalu berfluktuatif. Terutama asap yang bisa saja berubah dari tempat satu ketempat lain mengingat kondisi angin juga tidak stabil.

‘’Kita belum bisa menyatakan kondisi ini akan bertahan lama, pasalnya bisa saja satu atau dua jam lagi berubah. Pasalnya, hal ini terjadi karena fktuktuatif angin di Pekanbaru. jadi pangaruh angin sanat dominan akan terjadinya hal ini,’’ jelasnya lagi.

Aman dari Hotspot
Berdasarkan pantauan satelit NOAA 18 yang di rilis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru, pukul 02.00 WIB, menyebutkan bahwa sejak awal Juni 2009, Pekanbaru aman dari kebakaran lahan dan hutan. Dan untuk hari ini, jumlah hotspot kembali menurun menjadi tiga titik, terdapat di Rohil, Rohul, dan Pelalawan, masing-masing satu titik.

‘’Hotspot temuan Satelit NOAA 18 mulai menurun, berbeda dengan sahari sebelumnya untuk Riau itu terdapat 47 titik. ini akan menjadi preseden baik, namun untuk Pekanbaru sejak awal bulan Juni bersih dari karhutla,’’ kata staf analisa BMKG, Warih Budi Lestari.

Siagakan Puskesma
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, dr Rini Hermiyati mengatakan pihaknya akan segera menyiagakan Puskesmas dan seluruh staf Diskes dalam mengahadapi kondisi udara tidak sehat saat ini.

‘’Jika memang kondisi udara tidak sehat, kita akan segera menyiagakan staf dan puskesmas. Meski Pemko belum menyatakan krisis udara’’ ujarnya.

Menurut Rini, penyakit yang bisa terjadi pada kondisi udara tidak sehat ini adalah Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA). Bukan hanya itu, penyakit iritasi mata juga mengancam pengendara kendaraan yang kerap beraktivitas di luar rumah. ISPA terjadi karena saluran pernafasan terluka akibat masuknya partikel kasar seperti debu ke dalam tubuh. Yang paling rentan terkena penyakit ini mayoritas adalah anak-anak. Pasalnya anak-anak lebih banyak menghirup udara karena aktivitas bermainnya.
(cr3/cr2/cr1/esi/yls)


Sumber: Harian Pagi Riau Pos (Sabtu, 13 Juni 2009 , 07:47:00)
Privacy Policy - KELOMPOK PEDULI ALAM DJEMARI PEKANBARU (Riau) Copyright @ 2011 - Theme by djemari.org