PERANAP (RP) - Dua ekor gajah ditemukan tewas di areal HGU PT Rimba Peranap Indah (RPI) Kecamatan Peranap, Kabupaten Indragiri Hulu, Kamis (28/5). Diperkirakan kedua gajah itu adalah ibu dan anak dan ditemukan pada dua lokasi berbeda berjarak sekitar 50 meter.
Humas PT RPI Subroto menjelaskan, kedua gajah itu ditemukan mati sekitar pukul 09.00 WIB oleh pengawas lapangan PT RPI di perkebunan akasia perusahaan itu. Pada tubuh gajah tersebut tidak ditemukan bekas luka serius, kecuali belalai berdarah, perut gembung serta gading pada gajah dewasa sudah tidak ada. ‘’Temuan ini sudah kita laporkan ke petugas KSDA Rengat,’’ kata Subroto.
Humas PT RPI ini tidak membantah saat ditanya apakah areal perusahaan sering dimasuki oleh gajah. Diakuinya belasan gajah sering memasuki areal perusahaan PT RPI, yang berbatasan dengan perkebunan sawit PTPN V serta Koperasi Pelangi Siampu Pesikaian. ‘’Kalau jarak ke Taman Nasional Teso Nilo (TNTN), tidak terlalu jauh juga, sekitar 50 kilometer, kira-kira setengah jam perjalanan,’’ aku Subroto. Dia memperkirakan, jika dilihat dari jumlah gajah yang sering dilihat oleh pengawas, tidak menutup kemungkinan jumlah gajah yang mati lebih dari dua ekor.
Pihak perusahaan ini juga mengaku tidak berani memindahkan bangkai gajah, karena itu kewenangan KSDA. Sehingga hingga Kamis sore, bangkai dua ekor gajah masih dibiarkan di lokasi penemuan.
Kepala Bidang KSDA Wilayah I Rengat Edi Susanto menjawab wartawan mengatakan, KSDA sudah menurunkan tim ke lokasi PT RPI, guna melihat kondisi gajah yang ditemukan mati. ‘’Rencananya kita memang akan menurunkan tim dokter untuk melakukan otopsi, untuk mengetahui penyebab tewasnya gajah ini,’’ ujar Edi.
Sejauh ini pihak KSDA wilayah I Rengat juga belum bisa memastikan penyebab kematian gajah itu. Namun pihaknya menduga beberapa penyebab diantaranya sengaja dibunuh menggunakan racun, perburuan gading gajah atau akibat kondisi alam.
‘’Kita akan mengusut penyebab matinya kedua gajah ini, karena kawasan itu awalnya memang lintasan gajah. Kalau diketahui matinya akibat diracun, tentu akan ada sanksi bagi pelaku,’’ tegas Edi. Dia menilai banyaknya pembukaan lahan perkebunan didaerah itu semakin membuat kawanan gajah makin terpojok dan kehilangan habitatnya.(fat)
Humas PT RPI Subroto menjelaskan, kedua gajah itu ditemukan mati sekitar pukul 09.00 WIB oleh pengawas lapangan PT RPI di perkebunan akasia perusahaan itu. Pada tubuh gajah tersebut tidak ditemukan bekas luka serius, kecuali belalai berdarah, perut gembung serta gading pada gajah dewasa sudah tidak ada. ‘’Temuan ini sudah kita laporkan ke petugas KSDA Rengat,’’ kata Subroto.
Humas PT RPI ini tidak membantah saat ditanya apakah areal perusahaan sering dimasuki oleh gajah. Diakuinya belasan gajah sering memasuki areal perusahaan PT RPI, yang berbatasan dengan perkebunan sawit PTPN V serta Koperasi Pelangi Siampu Pesikaian. ‘’Kalau jarak ke Taman Nasional Teso Nilo (TNTN), tidak terlalu jauh juga, sekitar 50 kilometer, kira-kira setengah jam perjalanan,’’ aku Subroto. Dia memperkirakan, jika dilihat dari jumlah gajah yang sering dilihat oleh pengawas, tidak menutup kemungkinan jumlah gajah yang mati lebih dari dua ekor.
Pihak perusahaan ini juga mengaku tidak berani memindahkan bangkai gajah, karena itu kewenangan KSDA. Sehingga hingga Kamis sore, bangkai dua ekor gajah masih dibiarkan di lokasi penemuan.
Kepala Bidang KSDA Wilayah I Rengat Edi Susanto menjawab wartawan mengatakan, KSDA sudah menurunkan tim ke lokasi PT RPI, guna melihat kondisi gajah yang ditemukan mati. ‘’Rencananya kita memang akan menurunkan tim dokter untuk melakukan otopsi, untuk mengetahui penyebab tewasnya gajah ini,’’ ujar Edi.
Sejauh ini pihak KSDA wilayah I Rengat juga belum bisa memastikan penyebab kematian gajah itu. Namun pihaknya menduga beberapa penyebab diantaranya sengaja dibunuh menggunakan racun, perburuan gading gajah atau akibat kondisi alam.
‘’Kita akan mengusut penyebab matinya kedua gajah ini, karena kawasan itu awalnya memang lintasan gajah. Kalau diketahui matinya akibat diracun, tentu akan ada sanksi bagi pelaku,’’ tegas Edi. Dia menilai banyaknya pembukaan lahan perkebunan didaerah itu semakin membuat kawanan gajah makin terpojok dan kehilangan habitatnya.(fat)
Sumber Harian Pagi Riau Pos (Jum'at, 29 Mei 2009 , 08:00:00)