Komodo Juga Punya Bisa Mematikan
Komodo (Varamus komodoensis Ouwen) merupakan kadal terbesar di dunia. Komodo dapat dijumpai di kawasan Taman Nasional Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Penduduk yang tinggal di sekitar Pulau Komodo menyebut binatang ini ora. Makhluk langka ini menarik perhatian wisatawan, baik lokal maupun asing.
MELBOURNE, KOMPAS.com - Selama ini Komodo dikenal garang dan punya gigitan mematikan karena kekuatannya. Sejumlah literatur juga menyebut mulutnya penuh bakteri sehingga memicu infeksi yang melumpuhkan korbannya.
Namun, hasil penelitian teranyar yang dipublikasikan dalam The Proceedings of the National Academy of Sciences menunjukkan bahwa gigitan Komodo juga menyertakan bisa mematikan. Di dalam mulutnya terdapat kelenjar bisa yang terhubung dengan pembuluh di antara gigi-giginya.
Bisa tersebut mengandung zat yang menyebabkan tekanan darah turun dan beraksi seperti zat anti-koagulan (anti-pembekuan darah). Hal tersebut menyebabkan pendarahan tak berhenti dan korbannya akan mati lemas.
Analisis juga menunjukkan kalau gigitan Komodo ternyata tak sekuat perkiraan selama ini. Hasil simulasi menggunakan pemodelan komputer menunjukkan, kekuatan gigitan Komodo hanya seperenam gigitan buaya air tawar yang punya ukuran tulang tengkorak hampir sama.
Namun, dengan ukuran gigi yang besar, gigitan Komodo menghasilkan luka lebar dan dalam. Dengan cara demikian, bisa yang dihasilkan dapat menyerang lebih efektif ke aliran darah korbannya meski volume yang dikeluarkan sangat sedikit.
Itulah kesimpulan Bryan Fry dari Unit Riset Bisa Australia di Universitas Melbourne dan Christofer Clemente, ahli komparasi fisiologi dari Universitas Cambridge. Mereka dan timnya melakukan riset mengenai Komodo sejak 2006.
"Hal tersebut menggambarkan bahwa sistem bisa pada kadal dan ular mungkin berasal dari nenek moyang yang sama," tulis para peneliti dalam kesimpulannya.
MELBOURNE, KOMPAS.com - Selama ini Komodo dikenal garang dan punya gigitan mematikan karena kekuatannya. Sejumlah literatur juga menyebut mulutnya penuh bakteri sehingga memicu infeksi yang melumpuhkan korbannya.
Namun, hasil penelitian teranyar yang dipublikasikan dalam The Proceedings of the National Academy of Sciences menunjukkan bahwa gigitan Komodo juga menyertakan bisa mematikan. Di dalam mulutnya terdapat kelenjar bisa yang terhubung dengan pembuluh di antara gigi-giginya.
Bisa tersebut mengandung zat yang menyebabkan tekanan darah turun dan beraksi seperti zat anti-koagulan (anti-pembekuan darah). Hal tersebut menyebabkan pendarahan tak berhenti dan korbannya akan mati lemas.
Analisis juga menunjukkan kalau gigitan Komodo ternyata tak sekuat perkiraan selama ini. Hasil simulasi menggunakan pemodelan komputer menunjukkan, kekuatan gigitan Komodo hanya seperenam gigitan buaya air tawar yang punya ukuran tulang tengkorak hampir sama.
Namun, dengan ukuran gigi yang besar, gigitan Komodo menghasilkan luka lebar dan dalam. Dengan cara demikian, bisa yang dihasilkan dapat menyerang lebih efektif ke aliran darah korbannya meski volume yang dikeluarkan sangat sedikit.
Itulah kesimpulan Bryan Fry dari Unit Riset Bisa Australia di Universitas Melbourne dan Christofer Clemente, ahli komparasi fisiologi dari Universitas Cambridge. Mereka dan timnya melakukan riset mengenai Komodo sejak 2006.
"Hal tersebut menggambarkan bahwa sistem bisa pada kadal dan ular mungkin berasal dari nenek moyang yang sama," tulis para peneliti dalam kesimpulannya.
Sumber: kompas, BBC (Kamis, 21 Mei 2009 | 21:55 WIB)