Foto: Riau Pos
Laporan Andi Noviriyanti, Pekanbaru
Jika kreativitas sudah terpancing untuk membuat suatu karya, maka sampah yang tak berguna bisa disulap jadi Motor Harley Davidson. Meski di sini bukanlah Motor Harley Davidson sebenarnya, namun miniatur motor Harley dari koran bekas yang dibuat dari tangan-tangan mungil kreatif milik siswa SD, bisa membuat orang dewasa takjub. Itu sebabnya kelompok siswa SD yang membuat karya itu menjadi pemenang lomba daur ulang sampah tingkat SD se Pekanbaru.
Siapa yang tak kenal dengan Motor Harley Davidson. Motor besar yang digandrungi kaum berduit itu teramat fenomenal. Di kenal di seluruh penjuru dunia, dan miniaturnya pun jadi produk mahal dan incaran. Jika miniaturnya terbuat dari besi atau kayu, pasti bukan hal baru. Tapi kali ini produk itu justru berasal dari koran bekas dan dikerjakan oleh para siswa sekolah dasar (SD).
Hanya dengan menggulung-gulung kertas koran dengan berbagai ukuran kecil, lima orang siswa dari SD 021 Bukit Raya, dalam waktu sekitar dua jam berhasil merangkainya menjadi miniatur Motor Harley Davidson. Hampir tidak ada bagian yang tidak terbuat dari kertas koran bekas atau majalah bekas tersebut. Mulai dari roda-rodanya, knalpot, stang, hingga berbagai bagian lainnya.
Setiap siswa, guru, dan juri yang menyaksikan karya tersebut langsung jatuh hati dibuatnya. Karena kreativitas para siswa tersebut, memang benar-benar kreatif dan bagus. “Seandainya saja, ada waktu lebih lama, misalnya diberi waktu untuk melakukan cat vernis dan proses finishing lainnya, pasti karyanya itu sangat menarik,” ungkap Meri Agusti, guru seni SDIT Al-Ittihad Rumbai, yang menjadi koordinator perlombaan daur ulang sampah se Kota Pekanbaru, Rabu (13/5) kemarin.
Dalam perlombaan daur ulang sampah di sekolahnya tersebut, Meri mengungkapkan memang para siswa perwakilan dari berbagai sekolah di Pekanbaru hanya diberi waktu sekitar dua jam. Jadi tidak ada prosedur yang dimanipulasi, benar-benar murni hasil karya siswa. Itulah sebabnya, Meri, mengaku terkagum-kagum melihat karya para siswa dari berbagai sekolah tersebut.
Lomba daur ulang sampah, menurut Meri, baru pertama kali digelar di sekolahnya. Kegiatan itu sebagai bagian dari kegiatan Science Fair SDIT Al-Ittihad 2009 dalam rangka menyambut Hari Pendidikan Nasional tahun 2009. Dia merasa bahagia, karena ternyata banyak siswa yang berpartisipasi dan ikut dalam kegiatan itu.
“Awalmya lomba daur ulang ini, dilaksanakan antar siswa antar lokal se SDIT Al-Ittihad, barulah kemudian dilaksanakan antar sekolah. Dan cukup menggembirakan pesertanya banyak dan karyanya kreatif-kreatif,” ungkap Meri, yang ditemui di sekolahnya.
Selain produk daur ulang sampah itu menghasilkan Motor Harley Davidson, pada peringkat dua ada karya bunga cantik lengkap dengan vasnya yang berasal dari kertas semen bekas, kertas HVS bekas, dan karton bekas. Tsuroyyaa Nusaena Maksudi (11), Nasha Hikmatia (10) dan Farah Mardiah (10), tiga dari lima siswa yang membuat produk daur ulang tersebut mengungkapkan hasil karya mereka itu dipelajari dari wali murid. Proses pembuatannya, menurut mereka, sangat sederhana.
“Awalnya kertas semen dilipat persegi panjang, kemudian digunting panjang-panjang. Kertasnya digulung, kemudian dirader (dijahit). Terus disusun di kawat. Tangkainya dibuat dari kawat yang dililit kertas semen, kemudian dicelupkan dengan lilin panas. Agar kertasnya tidak layu,” ungkap tiga siswa ini saling menimpali tentang proses pembuatan rangkaian bunga tersebut, Rabu (13/5).
Menurut mereka bertiga, rangkaian bunga yang mereka buat memanfaatkan berbagai mancam bahan bekas. “Ada kotak sepatu bekas, untuk vas bunga, ada kardus bekas untuk daun, terus ada kawat bekas untuk tangkainya,” papar Iya, panggilan akrab Tsuroyyaa.
Sejak mengenal berbagai produk daur ulang tersebut, Iya dan Echa (panggilan akrab Nasha) dan Farah, mengaku lebih peduli dengan berbagai produk bekas. Menurut Farah, ternyata banyak produk yang dulunya hanya terbuang sia-sia kini bisa disulap jadi berbagai aneka produk baru.Misalnya kini, dia bisa membuat kotak pensil dari karton bagian dalam gulungan tissu yang dipadu dengan stick bekas es krim. Selain itu bisa juga membuat tempat pensil dan figura foto dari kardus. “Pokoknya, banyak deh,” ungkap Farah yang juga diamini oleh teman-temannya.
Variasi produk daur ulang pada perlombaan tersebut tak hanya yang berasal dari sampah berbahan kertas. Tetapi ada juga siswa yang membuat produk daur ulang dari sampah plastik. Ada siswa dari SD 005 Rumbai Pesisir yang berhasil membuat tas dari bungkus supermi. Bungkus mi instan itu dilipat kecil-kecil, kemudian dirangkai satu persatu hingga akhirnya membentuk tas tangan yang menawan.
Selain itu, ada juga siswa yang membuat kipas dari kardus bekas, lampion dari kertas bekas, dan ada pula yang memperlihatkan kemampuan mereka dalam mengolah minyak jelantah menjadi minyak goreng yang bersih.
Meri berharap kegiatan tersebut dapat secara berkelanjutan dapat dilaksanakan. Bukan saja untuk mendidik para siswa agar memanfaatkan kembali barang bekas yang ada, tetapi juga membantu menyukseskan program Pemerintahan Kota Pekanbaru untuk mewujudkan kota yang bersih dengan meminimalkan jumlah sampah.***
Siapa yang tak kenal dengan Motor Harley Davidson. Motor besar yang digandrungi kaum berduit itu teramat fenomenal. Di kenal di seluruh penjuru dunia, dan miniaturnya pun jadi produk mahal dan incaran. Jika miniaturnya terbuat dari besi atau kayu, pasti bukan hal baru. Tapi kali ini produk itu justru berasal dari koran bekas dan dikerjakan oleh para siswa sekolah dasar (SD).
Hanya dengan menggulung-gulung kertas koran dengan berbagai ukuran kecil, lima orang siswa dari SD 021 Bukit Raya, dalam waktu sekitar dua jam berhasil merangkainya menjadi miniatur Motor Harley Davidson. Hampir tidak ada bagian yang tidak terbuat dari kertas koran bekas atau majalah bekas tersebut. Mulai dari roda-rodanya, knalpot, stang, hingga berbagai bagian lainnya.
Setiap siswa, guru, dan juri yang menyaksikan karya tersebut langsung jatuh hati dibuatnya. Karena kreativitas para siswa tersebut, memang benar-benar kreatif dan bagus. “Seandainya saja, ada waktu lebih lama, misalnya diberi waktu untuk melakukan cat vernis dan proses finishing lainnya, pasti karyanya itu sangat menarik,” ungkap Meri Agusti, guru seni SDIT Al-Ittihad Rumbai, yang menjadi koordinator perlombaan daur ulang sampah se Kota Pekanbaru, Rabu (13/5) kemarin.
Dalam perlombaan daur ulang sampah di sekolahnya tersebut, Meri mengungkapkan memang para siswa perwakilan dari berbagai sekolah di Pekanbaru hanya diberi waktu sekitar dua jam. Jadi tidak ada prosedur yang dimanipulasi, benar-benar murni hasil karya siswa. Itulah sebabnya, Meri, mengaku terkagum-kagum melihat karya para siswa dari berbagai sekolah tersebut.
Lomba daur ulang sampah, menurut Meri, baru pertama kali digelar di sekolahnya. Kegiatan itu sebagai bagian dari kegiatan Science Fair SDIT Al-Ittihad 2009 dalam rangka menyambut Hari Pendidikan Nasional tahun 2009. Dia merasa bahagia, karena ternyata banyak siswa yang berpartisipasi dan ikut dalam kegiatan itu.
“Awalmya lomba daur ulang ini, dilaksanakan antar siswa antar lokal se SDIT Al-Ittihad, barulah kemudian dilaksanakan antar sekolah. Dan cukup menggembirakan pesertanya banyak dan karyanya kreatif-kreatif,” ungkap Meri, yang ditemui di sekolahnya.
Selain produk daur ulang sampah itu menghasilkan Motor Harley Davidson, pada peringkat dua ada karya bunga cantik lengkap dengan vasnya yang berasal dari kertas semen bekas, kertas HVS bekas, dan karton bekas. Tsuroyyaa Nusaena Maksudi (11), Nasha Hikmatia (10) dan Farah Mardiah (10), tiga dari lima siswa yang membuat produk daur ulang tersebut mengungkapkan hasil karya mereka itu dipelajari dari wali murid. Proses pembuatannya, menurut mereka, sangat sederhana.
“Awalnya kertas semen dilipat persegi panjang, kemudian digunting panjang-panjang. Kertasnya digulung, kemudian dirader (dijahit). Terus disusun di kawat. Tangkainya dibuat dari kawat yang dililit kertas semen, kemudian dicelupkan dengan lilin panas. Agar kertasnya tidak layu,” ungkap tiga siswa ini saling menimpali tentang proses pembuatan rangkaian bunga tersebut, Rabu (13/5).
Menurut mereka bertiga, rangkaian bunga yang mereka buat memanfaatkan berbagai mancam bahan bekas. “Ada kotak sepatu bekas, untuk vas bunga, ada kardus bekas untuk daun, terus ada kawat bekas untuk tangkainya,” papar Iya, panggilan akrab Tsuroyyaa.
Sejak mengenal berbagai produk daur ulang tersebut, Iya dan Echa (panggilan akrab Nasha) dan Farah, mengaku lebih peduli dengan berbagai produk bekas. Menurut Farah, ternyata banyak produk yang dulunya hanya terbuang sia-sia kini bisa disulap jadi berbagai aneka produk baru.Misalnya kini, dia bisa membuat kotak pensil dari karton bagian dalam gulungan tissu yang dipadu dengan stick bekas es krim. Selain itu bisa juga membuat tempat pensil dan figura foto dari kardus. “Pokoknya, banyak deh,” ungkap Farah yang juga diamini oleh teman-temannya.
Variasi produk daur ulang pada perlombaan tersebut tak hanya yang berasal dari sampah berbahan kertas. Tetapi ada juga siswa yang membuat produk daur ulang dari sampah plastik. Ada siswa dari SD 005 Rumbai Pesisir yang berhasil membuat tas dari bungkus supermi. Bungkus mi instan itu dilipat kecil-kecil, kemudian dirangkai satu persatu hingga akhirnya membentuk tas tangan yang menawan.
Selain itu, ada juga siswa yang membuat kipas dari kardus bekas, lampion dari kertas bekas, dan ada pula yang memperlihatkan kemampuan mereka dalam mengolah minyak jelantah menjadi minyak goreng yang bersih.
Meri berharap kegiatan tersebut dapat secara berkelanjutan dapat dilaksanakan. Bukan saja untuk mendidik para siswa agar memanfaatkan kembali barang bekas yang ada, tetapi juga membantu menyukseskan program Pemerintahan Kota Pekanbaru untuk mewujudkan kota yang bersih dengan meminimalkan jumlah sampah.***
Sumber: Hari Pagi Riau Pos (Minggu, 17 Mei 2009 , 09:37:00)